Semua Orang Meminta Maaf Dalam WAG, Sudah Cukupkah?
Mungkin saya tidak sombong, mungkin saya hanya rindu. Rindu dengan ucapan personal yang menyentuh hati. Rindu belanja kartu lebaran dan membuat list siapa saja yang harus saya kirimi kartu. Rindu merancang kalimat-kalimat yang indah dan menulisnya di dalam kartu lebaran. Rindu dengan teriakan pak pos yang datang di depan rumah membawa setumpuk kartu lebaran dari jauh. Rindu membuka kartu-kartu dan memandangi gambarnya yang cantik dan lucu.
Ah, ketahuan banget umur tlah beranjak ke barat. Sukanya nostalgia dan mengingat kebiasaan yang lalu-lalu.
Pokoknya begitu. Ada nggak yang sama dengan saya? Menganggap ucapan di WAG itu seperti formalitas belaka? Atau saya yang tidak dapat berlari mengikuti kencangnya arus perubahan zaman? Masih menye-menye berhenti di tahun jadul dan baper sok romansa mikirin kartu lebaran?
Apapun itu, sejatinya kita harus ikhlas terhadap perubahan karena perubahan adalah sebuah keniscayaan. Di kesempatan ini, saya mengucapkan buat seluruh kompasianers, admin Kompasiana, dan pembaca:
Mohon maaf lahir batin, atas segala khilaf yang tak sengaja ditorehkan jemari. Semoga Allah melunakkan hati kita semua untuk mudah meminta maaf, dan mudah memaafkan, aamiin...yra.**