Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Penulis

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berburu Promo Ramadan

21 Maret 2024   22:15 Diperbarui: 21 Maret 2024   22:19 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berburu Promo Ramadan
Berburu Promo Ramadan (Sumber: Pexels/Karolina gabrowska)


Bulan Ramadan bulan yang mulia. Selain digunakan umat Islam untuk berlomba-lomba meraih pahala, bulan Ramadan juga digunakan oleh berbagai brand sebagai saat yang tepat untuk berbagi promo.

Tidak ada orang yang tidak suka barang-barang promo, yang biasa dijual dengan tagline "beli satu dapat dua", "diskon 50%", "beli barang A dapat bonus barang B." Tepatnya, berbagai cara dilakukan untuk menarik konsumen.

Tentunya brand-brand tersebut punya strategi tersendiri, sehingga yang tampak sebagai "kemurahan hati" sebenarnya tetap mendulang keuntungan bagi brand tersebut. Yang biasa diyakini oleh para konsumen adalah "menaikkan harga barang terlebih dahulu, sebelum memberi diskon." 

Entah benar atau tidak, yang penting istilah diskon telah menjadi magnet buat konsumen. Barang promo juga diburu, karena kalau dihitung-hitung, jatuhnya murah sekali. Walau biasanya effort yang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut tidak dihitung sebagai tambahan harga yg harus dibayarkan. Misalnya dapat barang murah tapi ongkos ojeknya lumayan. Jatuhnya uang yang dikeluarkan sebenarnya sama saja untuk membeli barang harga tidak diskon.

Membeli barang promo juga harus hati-hati, benar-benar dipikirkan apakah memang butuh atau hanya sekadar ingin. Sebab, sayang juga nanti kalau barang promo hanya teronggok dan malah tidak digunakan. Misalnya saat teman kantor promo keju murah. Walaupun memang harganya signifikan beda, saya masih harus mikir untuk kemudian memutuskan tidak ikut membeli keju tersebut. Saya takut keju tersebut nanti hanya teronggok manis di sudut lemari dapur, untuk kemudian saya temukan dalam kondisi sudah kadaluwarsa saking lamanya disimpan.

Bagaimana dengan promo Ramadan?

Hari ini tadi demi kelengkapan artikel, saya bertanya pada teman yang biasanya update soal barang promo. Ia segera memberi informasi sebuah restoran ayam goreng crispy brand terkenal sedang promo 5 potong hanya 60 ribuan. Juga beberapa resto memberikan diskon pada pengunjungnya.

Aah, tentu repot kalau harus makan di luar rumah pada saat berbuka puasa. Dijamin antre dan makannya tidak khusyuk karena tidak tenang melihat pengunjung lain sudah siap menduduki tempat kita begitu kita selesai makan. Padahal pada kondisi normal, setelah makan pasti duduk-duduk santai dulu, berbincang dengan anak-anak. Tapi jika bukber di luar, sudah pasti kepala emak runyam mikir salat di mana, ntar tarawihnya bagaimana, dll.

Perburuan barang promo masih saya lanjutkan ke lapak belanja online. Hmm, saya jadi sadar mengapa beberapa hari ini saya tidak menengok lapak tersebut. Sebabnya adalah semua barang yang ditawarkan adalah barang promo. Belum lagi ada tambahan bonus bebas ongkir yang menggoda iman. Beli gamis 1 dapat 2. Mukena dengan harga di bawah 100 ribu, masih kena diskon lagi. Harga-harganya ngeri saking murahnya.

Mengapa murah malah ngeri? Karena biasanya kalau kita merasa suatu barang itu murah dan bagus, kita tanpa pikir panjang akan membelinya. Perkara segera dipakai atau tidak, urusan belakang. Ntar juga ada kesempatan memakainya. Tapi ntar ya ntar, tiba-tiba baju promo jadi kusam dan kekuningan gara-gara kelamaan di lemari.

Inti dari ocehan saya adalah: Berburu barang promo oke-oke saja, namun harus dipastikan bahwa barang tersebut betul-betul dibutuhkan. Apalagi di bulan Ramadan, daripada memburu barang promo, lebih baik kita memburu pahala ibadah di bulan suci.

Bagaimana, Sobat?

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun