Antara Muslim dan Munafiq
Ramadhan memberikan gambaran kepada kita bagaimana sikap mukmin sejati. Orang yang beriman ketika diseru untuk melaksanakan hukum Allah, yaitu berpuasa di bulan Ramadhan, maka ia akan menerimanya dengan lapang dada, tidak ada rasa berat sedikitpun dalam hatinya, ia-pun berserah diri secara total kepada Allah.
Kaum muslimin yang menunaikan Ibadah shaum di bulanOrang yang beriman adalah orang yang menerima perintah Allah tanpa banyak bertanya, sikapnya adalah " sami'na watho'naa" kami mendengar dan kami taat.
Dalam benak hamba yang beriman, sedikitpun, tidak pernah terlintas pertanyaan tentang perintah Allah. Kenapa begini, kenapa begitu?. Perintah Allah akan dijalankannya,apakah ia mengerti atau tidak mengerti.
Itulah sikap mukmin sejati yang harus ada setiap saat, bukan hanya di bulan Ramadhan saja, bukan hanya ketika menyambut seruan ibadah ritual saja. Tapi apapun seruan Allah dan Rasul-nya dalam hal apapun, dan di manapun akan akan kita sambut dengan senang hati.
Allah berfirman dalam QS. An-Nur: 51
"Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman jika mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya untuk menghukumi di antara mereka adalah perkataan "kami pasti mendengar dan kami pasti taat". Mereka itulah orang-orag yang beruntung."
Imam Thanthawi dalam tafsirnya mengatakan :
Makna ayat ini : di antara sifat orang-orang yang beriman yang benar adalah bawa jika mereka diajak kepada hukum syariat Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya, mereka akan selalu mengatakan kami mendengar kami taat tanpa ada keraguan dan tanpa mnanti-nanti.
Berbeda dengan orang munafiq. Kaum munafiq ketika mendengar ada perintah Allah diserukan, mereka tidaklangsung menerima perintah itu, mereka akan berpikir-pikir terlebih dahulu.
Apakah ada manfaat yang bersifat material dalam perintah Allah itu? Jika ada manfaat, atau perintah itu dianggap menguntungkan posisinya, maka mereka akan menyambut perintah Allah dengan gegap-gempita.
Namun jika mreka tidak merasakan ada manfaat atau keuntungan material, maka mereka akan berpaling. Allah berfirman dalam QS.An-Nur: 48-50 yang artinya :
"Jika mereka datang kepada Allah dan Rasul-Nya untuk menghukumi di antara mereka,maka sekelompok dari mereka berpaling. Dan jika ada kebaikan (manfaat materi) bagi mereka maka mereka akan datang menyambut perintah Allah dan Rasul-Nya dengan bergegas. Apakah dalam hati mereka terdapat penyakit? Ataukah mereka ragu,atau mereka khawatir Allah dan Rasul-Nya menzalimi mereka. Justru merekalah orang-orang yang berbuat zalim."
Jelaslah sudah perbedaan antara sikap orang yang beriman dengan sikap kaum munafiq. Pertanyaanya adalah kita termasuk kelompok yang mana? Apakah termasuk orang yang beriman yang siap menjalankan semua perintah Allah, tanpa melihat susah atau sulit, manfaat atau madarat ?
Atau justru kita terjangkiti sifat kaum munafik yang selalu memilih perintah Allah yang menguntungkan diri, keluarga dan kelompoknya, yang selalu berprasangka buruk kepada Allah dan Rasulnya. Mereka menduga bahwa Allah dan Rasul-nya akan menyulitkan mereka dengan perintah-perintahnya.