Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Lainnya

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Jalan Lurus: Iman yang Dinamis dan Amin yang Konstan

15 April 2022   02:44 Diperbarui: 15 April 2022   02:46 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Lurus: Iman yang Dinamis dan Amin yang Konstan
Ilustrasi tentang Jalan lurus: iman yang dinamis dan amin yang konstan | Dokumen pribadi oleh Ino

Jalan lurus di sini berarti pedoman hidup yang menjadikan hidup kita lurus, yakni Firman Allah dan tradisi agama kita masing-masing. Saya percaya bahwa apapun gelombang hidup ini, jika kita punya pegangan pada Firman Allah dan tradisi, maka hidup kita tidak dibawa oleh amarah dan perasaan semata. Bahkan bisa saja menjadi seseorang lebih mampu menghargai orang lain yang punya pikiran dan pendapat berbeda.

Untuk mendekati prinsip "jalan lurus" itu sangat dibutuhkan kerja keras berupa komitmen yang konsisten  (istiq-mah).

Nah, dalam arti seperti itu manusia punya tanggung jawab untuk menjawab Amin secara konstan pula pada kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan besar justru berhadapan dengan kenyataan kehidupan kita di tengah dunia ini. Hal ini karena pada satu sisi disadari bahwa iman itu dinamis, tetapi bagaimanapun besar gelombang dinamikanya, manusia perlu tetap secara konstan menjawab Amin pada kehendak Allah.

Salam berbagi, ino, 15.04.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun