Istudiyanti Priatmi
Istudiyanti Priatmi Freelancer

Pendonor darah sukarela dan terdaftar sebagai pendonor kornea mata. Founder: ABK UMKM (Yayasan Griya Bina Karya Anak Berkebutuhan Khusus), KRESZ-KRESZ INDONESIA (Green Juice, Sayur Hidroponik, Bloom and Grow POC). Lulusan Magister (S2) Hukum Bisnis UI, S1 Fakultas Ekonomi UI dan Tarakanita. E-mail: v.istudiyanti.priatmi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Baju Baru Lebaran dari Tanah Abang

4 Mei 2021   09:10 Diperbarui: 4 Mei 2021   09:24 1444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baju Baru Lebaran dari Tanah Abang
Tangkapan Layar Berita Antara/Aditya Pradana Putra

Korban Covid di India dan Malaysia sungguh fantastis.  Kamar ICU RS tidak mampu menampung lonjakan pasien Covid.  Foto-foto pasien tergeletak di sepanjang lorong rumah sakit, bahkan jalanan bebas diakses media sosial.  Belum lagi kisah tentang rebutan tabung oksigen yang sudah dapat ditebak hasilnya, dimenangkan oleh pasien VIP, yang non VIP?.  Meninggal saja lha tidak punya pilihan, tokh meninggalkan dunia artinya jumpa Ilahi sang Maha Cinta di nirwana yang indah penuh bidadari cantik dan ganteng.

RITUAL BERBAJU BARU

Menjelang Lebaran Pasar Tanah Abang yang legend adalah target utama pembelian baju baru lebaran.  Lebaran tanpa baju baru?.  Kayaknya ada yang kurang afdol deh, baju baru itu penanda Lebaran.  Khan ada lagunya: "Baju baru alhamdulillah, untuk dipakai di hari raya...".  

Sejak saya kecil pun, ibu selalu mengajak berbelanja baju baru di Pasar Tanah Abang.  Awalnya sempat terheran-heran, kenapa harus ke Tanah Abang yang jauh dan panas, penuh sesak pengunjung hingga pernah adikku jatuh pingsan karena kurang oksigen, saking membludaknya sesama penganut faham "baju baru lebaran itu kudhu".  Sampai sekarang saya tidak memperoleh jawaban pasti, kenapa nyari baju lebaran harus dan kudhu ke Pasar Tanah Abang... err seperti ritual, karena ibu saya tidak pernah menjawabnya.  Usai membeli baju lebaran biasanya kami makan siang Sop Kambing dan minumnya tetap Teh Botol dingin. 

Situasi pasar yang penuh eforia menyambut hari kemenangan semakin menyulut semangat menguber baju baru idaman seperti yang dipakai public figure di TV atau medsos.  Di Pasar Tanah Abang, gamis Nagita, kerudung Syahrini atau bros Zaskia murah meriah bagus ada, bahkan baju koko Arya Saloka dan sarung Haji Sodi atau topi ala Haji Jaja Mihardja ada lho.  Wow!.  Surga belanja baju lebaran memang di Pasar Tanah Abang.

Ritual harus ke Pasar Tanah Abang untuk membeli baju baru lebaran ternyata bukan hanya dilakoni ibuku saat kami kecil.  Di masa pandemi ini Pasar Tanah Abang tiba-tiba masuk berita akibat membludaknya pengunjung, yang sudah pasti mencari baju lebaran, pikirku sambil membayangkan suasana Tanah Abang tempo dulu kala ku kecil.

Jangan salah, Bro and Sis... Pasar Tanah Abang sekarang sudah rapi dan tertata ber-AC, sehingga semakin membuat nyaman belanja baju lebaran.

ABAI PROKES

Tak heran kenyamanan Pasar Tanah Abang saat ini membuat pengunjung lupa diri dan berlama-lama di pasar legend ini.  Lho bukannya di ruangan ber-AC yang ramai pengunjung dengan istilah kiasan "Kaki sebelah aja gak tahu ada dimana" merupakan sarang subur virus Covid?.  

Boro-boro jaga jarak Prokes, lha kaki satu lagi saja entah kemana, belum lagi masker yang pengap bikin hidung gatal yauda lah masker turun hidung sejenak, bahkan dibuka agar leluasa menawar baju.  Lha khan ramai dan berisik, kalau pakai masker sound jadi mendem, gak afdol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun