Iradah haris
Iradah haris Asisten Pribadi

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dua Aplikasi Favorit Isi Waktu Ngabuburit

24 April 2021   13:15 Diperbarui: 24 April 2021   16:20 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Aplikasi Favorit Isi Waktu Ngabuburit
Dua aplikasi favorit isi waktu ngabuburit. (Ilustrasi foto: IH)

TUBAN. Ramadhan bagi ummat islam adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk memperbanyak amalan. Namun waktu ibadah dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai ciptaan tetap harus imbang sejalan. Disela ibadah puasa era ini, banyak aplikasi gadget yang amat membantu dan memudahkan segala aktifitas. WhatsApp (WA) dan Instagram (IG) adalah yang sering saya akrabi selama Ramadhan tahun 2021. Dua aplikasi Medsos (media sosial) ini favorit mengisi waktu ngabuburit.

Gadget saat ini menjadi kebutuhan personal setiap orang. Perawatannya mudah dan praktis dibawa kemana-mana, membuat barang satu ini diminati masyarakat. Gadget pula yang mampu menjadi jembatan perantara kita kepada medsos-medsos seperti Path, Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, dan lain sebagainya.

WA dan IG adalah dua aplikasi yang nenemani saya hampir tiap hari. Sejak pertama puasa. Diantara kesibukan menjalankan ibadah. Hingga menghabiskan waktu sambil menunggu saat berbuka, ngabuburit.

Seperti muslim pada umumnya, keinginan saya di Ramadhan tahun ini sederhana, ibadah lebih baik lagi secara kualitas dan kuantitasnya dari sebelumnya. Ibadah wajib tetap terjaga. Sunnah-sunnah puasa pun terlaksana tanpa halang rintang. Tarawih berjamaah rutin tiap malam. Bila mungkin masih menambah ibadah shalat malamnya. Tadarrus juga jalan. One day one juz. Syukur-syukur bisa khatam lebih dari sekali. 

Sementara pekerjaan rumah pun tetap sebisa mungkin dibereskan dan lancar. Anak-anak terhandle semua. Orderan kue lebaran yang sudah diterima awal puasa pun bisa dilayani tanpa terkecuali. 

Tambah lagi tantangan diri sendiri untuk menulis di Kompasiana. Harus terpenuhi. Setidaknya setiap hari ada waktu wajib untuk termenung beberapa saat di depan halaman dash board. Menulis sesuai tema. Tepat target. Non stop 30 hari selama puasa.

Dengan rentetan target dan keinginan tersebut, dua aplikasi ini jadi pilihan. Dengan WA saya bisa menghemat tenaga dan pikiran. Aktifitas gerak bisa diperkecil karena semua bisa dikoordinasi dan dihandle dari rumah. Sambil tetap menjaga latihan puasanya anak-anak. 

Semisal, untuk kebutuhan belanja ikan dan sayuran, saya bisa pesan ke pedagang keliling langganan menggunakan WA. Jika ada yang dibutuhkan, mereka bisa mengantar tiap pagi. Sedang untuk belanja kebutuhan bahan kue, saya bisa pesan antar dari toko bahan-bahan kue langganan. Juga via WA.

Sedikit waktu luang menjelang buka puasa, ngabuburitnya juga dengan WA. Saya sempatkan untuk update status. Atau sekedar menyapa, bertanya kabar atau melepas rindu dengan sanak saudara, sahabat dan kerabat. Selain menggunakan pesan, bisa telepon atau video call. Menjaga silaturrahmi menjadi mudah dengan memanfaatkan fitur yang ada. 

Untuk alasan bisnis daring, selain WA saya juga mengandalkan IG. Sebagai media promosi gratisan. Tiap ada waktu, saya bisa mulai mengapload foto-foto kue dari dapur saya. Disamping juga untuk memenuhi ketentuan dari program Tebar Hikmah Ramadhan (THR) di Kompasiana. Harus mengapload tulisan yang sudah tayang di IG.

Jika kelebihan dan manfaatnya banyak kita gunakan, kekurangan dari suatu aplikasi juga baik kita ketahui. Aplikasi seperti WA dan IG favorit saya ini juga memiliki beberapa kekurangan. 

Kekurangan umum WA yang sering saya rasakan antaranya, sering meminta update secara berkala, emoticonnya kurang menarik dan jumlah penggunaan datanya juga terlalu besar. 

Yang ketiga ini tidak bisa disepelekan. Perlu mendapat perhatian khusus karena bisa menyedot kuota internet secara tiba-tiba.

Tidak bisa dipungkiri bahwa WA menghadirkan banyak fitur manarik. Tapi perlu dicatat, ini juga diimbangi dengan volume data yang cukup besar. Semakin besar seiring dengan update yang dilakukan. Selain itu, jika kita sering melakukan chatting atau mendownload gambar maupun video, maka otomatis kuota kita bisa cepat habis.

Saran saya, jangan lupa menonaktifkan fitur download otomatis. Supaya tidak boros kuota karena tersedot mode otomatis tadi.

Bagaimana dengan IG? Ternyata hampir sama dengan WA soal selalu minta update berkalanya. Dari exrush.com saya dapatkan catatan kekurangan aplikasi IG antara lain: 

1.Konteksnya Terbatas. 

Akses Instagram memang mudah. Namun karena konteksnya hanya memuat foto dan video maka pengguna harus mampu membuat konten instagram yang menarik baik dengan foto maupun video

2.Kualitas Unggahan yang Menurun. 

Memposting foto ke IG, hanya bisa menggunakan skala kualitas kecil. Sehingga gambarnya tidak begitu jelas. Begitupun dalam video, Instagram hanya menyediakan durasi pendek.

3.Harus diupdate secara berskala

Untuk mendapatkan fitur – fitur terbaru, Instagram harus kita update secara berskala. Rata – rata pengupdate an ini dilakukan sebulan sekali dan tentunya membutuhkan ruang yang lebih besar pula dalam setiap pembaharuannya.

Aplikasi Alqur'an

Sebagai mahluk sosial, eksis merupakan satu kebutuhan. Eksistensi menandakan keberadaan seseorang. Jejak-jejak digital serupa jejak-jejak kehidupan. Di jaman telepon genggam sekarang hampir semua generasi bersentuhan dengan gadget dan aplikasi di dalamnya.

Makin canggih produk gadget, mengimbangi pula aplikasi yang tersedia. Cara menggunakannya mudah, praktis dan gratis. Mulai dari untuk kebutuhan pekerjaan, hiburan, pendidikan, hingga untuk urusan agama, seperti aplikasi Alquran. Semua ada.

Selama Ramadhan ini, banyak aplikasi yang menunjang. Bingung belum tahu tata cara shalat misalkan. Belajar sholat, pun sudah tersedia aplikasinya. Tinggal download.

Mau mengaji kapan dan dimana saja juga tinggal buka aplikasi Al-quran. Walau untuk mengaji tiap hari di bulan suci ini, khusus saya pribadi lebih prefer ke mushaf Alquran. Sebab utama karena repot! Membaca Alqur'an di handphone, saya harus memakai kacamata karena bagi saya terlalu kecil fontnya. Kalau buka Alqur'an yang besar, baru jelas. Maklum sudah berkurang sedikit nikmat.

Seperti aplikasi alquran ini termasuk bid'ah yang baik. Jika kita membacanya dengan fasih, tartil dengan niat dan ihlas lillahita'ala, pahala pun sama dengan membaca mushaf. Walau yang dipegang hanya gadget. 

Salam 11 Ramadhan 1442 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun