Iradah haris
Iradah haris Asisten Pribadi

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menulis di Kompasiana, Aktifitas Ramadhan di Rumah Saja

27 April 2021   09:55 Diperbarui: 27 April 2021   10:17 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis di Kompasiana, Aktifitas Ramadhan di Rumah Saja
Menulis di kompasiana, aktifitas Ramadhan di rumah saja. journal.sociolla.com

Hanya modal menulis saja sudah berani mengumumkan tekad untuk membukukan tulisan. Biar orang bilang lucu, saya sih mau meningkatkan kepercayaan diri saja. Tidak ada yang tak mungkin kalau kita mau.

Dengan demikian saya sudah mengumumkan, bahwa saya memiliki keinginan menulis dan membukukan tulisan. Supaya saya ingat bahwa ini akan selalu menjadi hutang. Dan saya harus membayarnya, bila waktunya tiba.

Sebetulnya sudah ada starting yang bagus tahun lalu. Dari agenda kerja saya mulai membuat sketsa. Kemudian perencanaan. Kemana saja saya akan mulai inveatigasi dan wawancara ringan. Seringan-ringannya pekerjaan wawancara yang harus dilakukan lewat rumah itu sungguh tidak menarik. 

Akhirnya saya buat daftar-daftat pertanyaan yang saya titipkan ke orang terdekat kepada sumber yang ingin saya wawancara. Sudah terpecahkan satu jalan keluar. Namun itu pun jauh dari memuaskan. Rasanya ingin lari sendiri mencari narasumber-narasumber yang diingini.

Kondisi stay at home membuat saya harus menahan diri. Praktis saya hanya memulai menulis bab demi bab dengan modal keterangan yang saya dapat lewat telepon. Saya kok jadi ingat istilah wartel alias wartawan telepon. 

Istilah ini biasanya ditujukan kepada wartawan pemalas yang tidak mau berusaha menemui langsung nara sumbernya. Hanya melakukan wawancara lewat telepon saja. Tidak ada investigasi. Tidak perlu jumpa saksi. Konfirmasi sana ini dan jadilah berita. Mirip-mirip ya antara kegiatn saya selama di rumah saja dengan kebiasaan "wartel" tersebut. Menggelikan!

Allah akhirnya membuka jalan. Setelah hampir setahun menyusun bab demi bab dengan menelepon, karena satu dan lain hal, saya ditaqdirkan bisa keluar "kandang". Menyeberangi lautan menuju nara sumber-narasumber yang saya impikan selama pandemi. 

Beberapa nara sumber diantaranya sudah meninggal. Aduh sayang sekali memang. Namun menjumpai yang masih ada saja, bahagia sekali. Pasti tak lama lagi saya akan segera menulis berbab-bab dan menyeleaikan bab terakhir saya. Targetnya sebelum Ramadhan tiba.

Sungguh, sampai di rumah, saya langsung tancap gas. Sehari, dua hari sampai seminggu hingga sebulan berkutat di depan laptop. Baru saja saya terpikir memindahkan catatan ke flashdish segera. Kareana bab-bab yang ada sebelumnya belum ada back up. 

Nah inilah awal tragedi. Laptop jadul saya mulai rewel. Entah bagaimana mulanya, ia mogok. Tidak mau masuk ke windows lagi. Saya harus membawanya segera ke programmer. Disanalah saya menjadi lemas.

Kehidupan hard disk laptop saya benar-benar tidak bisa diselamatkan. Ibarat mendengar penjelasan Dokter ke keluarga pasien kritis. "Ibu/bapak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun tuhan berkata lain. diihlaskan saja ya. Didoakan, semoga husnul khotimah". Sekujur tubuh seperti tak bertulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun