Keseimbangan Ibadah Intelektual dengan Spiritual dalam Berdoa dan Dzikir
Proporsi isi Al-Qur'an lebih banyak perintah mengagungkan Allah dibandingkan perintah meminta. Jadi, apabila berdoa (memohon kepada Allah), perbanyak memuji-Nya sebelum meminta kepada-Nya. Cara untuk mendapatkan ketenangan hati yakni memuji apapun yang sudah ditakdirkan Allah SWT (Alhamdulillah) dan tawakkal. Dalam Al-Qur'an Ibrahim ayat ke-7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
Dengan demikian, perbanyak bersyukur maka Allah tambahkan kenikmatan.
Doa itu harus disertai dengan 'tawakkal' agar tidak kecewa apabila suatu saat tidak tercapai keinginannya. Menerima realitas tidaklah mudah. Pada dasarnya, Al-Qur'an itu sistem sehingga tidak boleh dipotong-potong dalam menerjemahkan atau menafsirkan. Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dahulu dengan orang yang lebih paham tentang tafsir. Saat ini ada suatu buku yang membahas Penafsiran Al-Qur'an dengan Al-Qur'an karena penafsiran dengan akal terkadang belum tepat. Dengan demikian, berikut adalah contoh cara berdoa :
"Ya Allah jika itu baik dekatkan, jika tidak baik jauhkan"
"Ya Allah inilah doaku, inilah usahaku, saya pasrahkan semuanya pada-Mu"
Jadi, ingat! Perlu keyakinan bahwa Allah can do everything.
Orang yang mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW adalah yang mampu menerapkan 'Laa ilaha illallah (لَا إِلَهَ إِلاَّ الله ) ditanamkan dalam hati'.
Orang yang akan meninggal secara reflek akan mengucapkan sesuai kebiasaan sehari-hari (self talk). Jadi, membiasakan diri berdzikir dengan kalimat Laa ilaha illallah (لَا إِلَهَ إِلاَّ الله ) adalah bentuk melatih self talk. Contoh implementasi :