Meneroka Sejarah Mudik Hingga Asyiknya Mudik di Kaki Semeru
Yang perlu dipahami bahwa wilayah Kerajaan Singhasari sebenarnya bukan hanya sebesar kecamatan Singhasari di kabupaten malang sekarang. Singhasari bukan hanya kerajaan agraris yang mengutamakan pertanian, namun juga kerajaan Maritim yang menguasai jalur perniagaan laut Nusantara, khususnya rempah rempah. Singhasari di masa Raja Kertanegara sudah hampir sebesar wilayah Indonesia sekarang. Ekspedisi Pamalayu tahun 1275 s/d 1293 menunjukan Singhasari bukan kerajaan di timur Jawa Jawa saja, tapi sudah merupakan kerajaan dengan pasukan armada maritim yang memiliki wilayah seluas Nusantara. Keberadaan Panglima Kebo Anabrang bisa jadi Tokoh Klana yang sesungguhnya dalam sejarah.
Dari Wikipedia dapat kita lihat seberapa besar wilayah Singhasari sbb :
Di masa sekarang, tak semua orang memang memahami kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia. Dikira Singhasari itu hanya sebesar kecamatan Singosari sekarang dan menganggap ketokohannya hanya dongeng belaka. Penjajahan Belanda hampir 350 tahun di bumi Nusantara memang menginginkan agar orang Indonesia jadi bodoh, melupakan sejarah bangsa dan terus disibukan dengan perselisihan dan pertengkaran didalam bangsa sendiri, hingga pihak luar bisa mengeksplorasi kekayaan bumi Indonesia untuk memperkaya bangsa penjajah dengan leluasa. Akankah paradigma pemahaman sejarah versi penjajah terus dilestarikan?
Inilah fungsi belajar sejarah, agar kita tidak dibutakan kenapa wilayah sekecil Belanda mampu Semaju sekarang. Kebesaran nenek moyang di masa Singhasari saja sudah sangat luar biasa. Kerajaan Singhasari menempatkan Sosok Ken Dedes sebagai ibu dari para Raja Di Singhasari dan Majapahit dan merupakan fakta sejarah bahwa Singhasari merupakan mata air peradaban Nusantara.
Keseruan Mudik di Kaki Semeru
Kemana tujuanmu mudik ? Mudik sekarang lebih pada fungsi silaturahmi dan menikmati liburan berskala nasional dimana diseluruh indonesia akan dibanjiri para pemudik.
Jika makna mudik diartikan pulang ke kampung kelahiran, maka waktu tempuh mudik saya hanya setengah jam saja sudah sampai. Saya lahir di malang dan hingga sekarang bekerja juga di malang. Ortu juga di malang. Mudik hanya menempuh jarak 25 km saja. Berapa jam saja selesai, jadi dimana keasyikan dan tantangan memaknai mudik?
Jadi Beberapa lebaran, beberapa tahun terakhir saya memilih mudik sebagai sebuah perjalanan silaturahmi menemui para famili diberbagai kota dan ternyata yang paling menantang dan layak untuk ditulis adalah saat saya mudik ke Kaki Semeru, yaitu ke Wilayah lumajang. Selain untuk silaturahmi karena kebetulan ada famili disana, saya punya agenda untuk mempelajari sejarah Majapahit timur di wilayah Lumajang sekalian jalan jalan menyusuri kembali jalur gerilya pejuang kemerdekaan masa 1947-1949 dan beberapa tempat lainnya yang sangat bersejarah. Beberapa tahun lalu saya ke Blitar untuk menelusuri jejak pemberontakan Supriyadi sang Komandan PETA di Blitar.
Bahkan ada lebaran yang unik bagi pecinta sejarah ala Reenactor, malah memilih mudik ke Surabaya dalam giat parade Joeang Soerabaia. Sebuah acara drama teatrikal Akbar memperingati perang 10 November dan hari Pahlawan. Seperti ini keseruan acaranya