Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

THR Belum Cair, Belanja Baju Lebaran Tunda Dulu

18 April 2023   04:41 Diperbarui: 18 April 2023   05:16 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
THR Belum Cair, Belanja Baju Lebaran Tunda Dulu
Ilustrasi toko pakaian yang sepi|dok. Serambinews.com/Ferizal Hasan

Hingga sepekan menjelang lebaran, Kompas (14/4/2023) memberitakan tentang belum pulihnya daya beli masyarakat. Padahal, sekarang sudah tidak ada lagi pembatasan sosial.

Memang, saat pandemi berlangsung, pembatasan sosial berdampak pada lesunya dunia bisnis, meskipun ada pengecualian untuk produk yang berkaitan dengan kesehatan.

Banyak perusahaan yang terpaksa mem-PHK-kan para pekerjanya. Tentu, hal ini berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.

Namun, dengan kondisi saat ini tanpa pembatasan sosial, kondisi daya beli masyarakat belum kembali ke level sebelum pandemi.

Sejumlah pengusaha ritel, usaha mikro, kecil, dan menengah mengeluhkan soal daya beli masyarakat yang belum pulih tersebut.

Contohnya, seorang pemilik butik di Medan merasa rugi karena sebelum puasa telah banyak berbelanja di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dugaannya akan banyak pelanggannya datang di bulan puasa seperti sebelum pandemi, ternyata tidak terjadi.

Bagi mereka yang masih bekerja, kepastian pencairan THR sungguh sangat dinantikan, agar mereka mampu lagi berbelanja.

Sebagai catatan, pemerintah telah menerima 938 pengaduan terkait THR, seperti yang diberitakan harian Kompas (17/4/2023).

Jika dirinci, pengaduan di atas terdiri dari 468 pengaduan THR tidak dibayarkan, 337 pengaduan pembayaran THR tidak sesuai ketentuan, dan sisanya THR yang terlambat dibayarkan.

Diduga, masih banyak kasus THR yang tidak dilaporkan kepada Posko THR. Posko ini sengaja dibentuk Kementerian Tenaga Kerja sebagai saluran pengaduan.

Jelaslah, fenomena lesunya daya beli masyarakat menjelang lebaran ini, berkaitan dengan berbagai kasus pengaduan THR tesebut di atas.

Adapun bagi mereka yang belum mempunyai pekerjaan, baik karena terkena PHK maupun bagi angkatan kerja baru, perhatiannya terfokus pada kepastian penyediaan lapangan kerja.

Jadi, meskipun membeli baju lebaran seolah menjadi tradisi bagi masyarakat kita, tapi bila tahun ini sebagian masyarakat tidak berbaju baru, bisa dimaklumi.

Toh, kebutuhan akan pakaian tentu harus disesuaikan dengan kondisi keuangan pelanggan. Pakaian baru tidak dianggap kebutuhan mendesak seperti membeli sembako.

Namun, bagi kepala keluarga yang punya anak-anak, memang sebaiknya tetap membeli baju baru buat anak. 

Banyak orang tua yang tak sampai hati melihat anaknya tak berbaju baru, sementara teman anak-anaknya terlihat gagah dengan baju lebarannya.

Dengan demikian, mau tak mau seorang kepala keluarga tetap perlu berbelanja untuk merayakan lebaran semampunya.

Hanya saja, pola belanja bagi orang yang sangat terbatas kemampuannya, tentu ada skala prioritas apa yang wajib dibeli.

Sembako dan sedikit kue lebaran menjadi yang teratas dalam skala prioritas, menyusul baju anak-anak jika dana masih ada.

Kemudian, jika masih ada dana, barulah terpikir untuk berbelanja pakaian bagi orang dewasa.

Ngomong-ngomong tentang inspirasi baju lebaran bagi orang dewasa, sebetulnya banyak orang yang tak terlalu melihat apa yang menjadi tren sekarang.

Mereka hanya berpikir akan pakaian yang pantas dengan model standar, yang diyakini kalau modelnya itu bertahan untuk jangka panjang.

Tapi, bagi mereka yang punya daya beli tinggi, tentu akan memilih model pakaian lebaran 2023 yang dirancang secara khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun