Pertahankan Kepekaan Sosial Meskipun Ramadan Telah Berlalu
Sangat banyak hikmah puasa yang dilakukan selama 30 hari di bulan Ramadan. Untuk tahun ini, puasa Ramadan telah berakhir dengan perayaan Idul Fitri sekitar 10 hari yang lalu.
Selain aspek ibadahnya yang diberikan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT, menahan lapar dan haus di siang hari juga melatih empati kita kepada orang yang untuk mencari sesuap nasi pun susah.
Kepekaan sosial itu sangat diperlukan, agar hubungan sesama manusia berjalan dengan baik. Mereka yang punya kemampuan dengan tulus membantu mereka yang kurang mampu.
Dengan kepekaan sosial yang tinggi, seseorang akan cepat tanggap atas kondisi sekitarnya. Mungkin ada tetangganya yang lagi kesulitan untuk membeli sembako.
Atau, mungkin malah salah seorang kerabatnya sendiri yang hidupnya mengalami kesulitan. Bisa jadi kerabatnya malu untuk minta bantuan, tapi dengan kepekaan sosial yang tinggi, itu dapat dideteksi.
Membeli dagangan pelaku usaha kecil yang dari pagi belum berhasil mendapatkan pelanggan, meskipun kita belum membutuhkan barang atau makanan yang dijualnya, juga contoh yang baik.
Toh, barang atau makanan itu tidak akan mubazir jika kita berikan kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Selama bulan Ramadan, kepekaan sosial kita menemukan momentum yang tepat, mungkin karena terdorong oleh ceramah Ramadan yang mengatakan pahalanya akan berlipat ganda.
Sekarang, bulan Ramadan telah berakhir. Anggaplah pahalanya tidak sebesar di bulan puasa, namun semangat kita jangan kendor gara-gara itu.
Kecil atau besar pahalanya, dengan gemar membantu orang lain, akan membawa keberkahan bagi kehidupan kita sehari-hari.
Beberapa hal berikut ini yang berkaitan dengan kepekaan sosial, kiranya perlu diperhatikan.
Pertama, jangan hanya menolong orang yang datang minta bantuan, karena tidak semua yang memerlukan bantuan berani mendatangi atau mengucapkan permohonan minta bantuan.
Kedua, untuk membantu orang lain yang layak dibantu, tidak perlu menunggu menjadi orang kaya terlebih dahulu. Lakukan semampu kita dengan setulus hati.
Ketiga, tidak semua orang yang minta bantuan perlu dicurigai sebagai kepura-puraan. Memang ada yang memanipulasi kondisinya sehingga terlihat seolah-olah sakit.
Mereka yang berpura-pura, gampang dideteksi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang secara tidak langsung bersifat investigatif.
Keempat, syukuri bila ada orang yang datang dan memohon bantuan. Jika kita yakin dengan ceritanya, anggaplah bahwa ia dikirim oleh Allah agar kita berkesempatan beramal.
Ramadan boleh berlalu, tapi kepekaan sosial harus tetap dipertahankan, bahkan ditingkatkan.