Hikmah Ramadan dan Bantuan Pendidikan Pola Anak Asuh
Ibadah puasa di bulan Ramadan yang dilakukan ummat Islam tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus dari waktu subuh hingga waktu magrib.
Banyak hikmah lain yang dipetik mereka yang berpuasa dengan cara yang bersungguh-sungguh. Salah satunya adalah menumbuhkan rasa kemanusiaan yang lebih besar.
Perwujudan rasa kemanusiaan itu antara lain dengan lebih tergugah untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.
Dalam soal memberikan bantuan ini, ada yang sifatnya insidentil, seperti saat memberikan uang kepada mereka yang meminta-minta di jalan raya.
Tapi, cara tersebut sebetulnya kurang mendidik dan membuat si peminta-minta jadi malas untuk bekerja, karena dengan belas kasihan orang lain mereka sudah bisa dapat uang.
Maka, memberikan bantuan yang bersifat produktif, akan lebih berdampak positif. Misalnya, jika punya tetangga yang jadi pedagang kaki lima, ada baiknya kita membeli produk yang dijualnya.
Bahkan, kalau kita punya uang, memberikan bantuan ala kadarnya sebagai penambah modal, berpotensi untuk mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih baik.
Nah, ada satu lagi bantuan bagi keluarga kurang mampu yang bernilai strategis demi masa depan keluarga tersebut, bahkan bagi masa depan bangsa.
Bantuan dimaksud adalah menyangkut bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Membiarkan anak-anak itu putus sekolah, akan membuat masa depan mereka suram.
Biaya pendidikan di negara kita tergolong mahal. Memang, di sekolah-sekolah negeri sudah tidak lagi memungut sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
Tapi, berbagai biaya lain masih tetap memberatkan bagi keluarga kurang mampu, seperti untuk membeli beberapa potong pakaian seragam sekolah.
Demikian pula untuk membeli buku-buku dan peralatan sekolah lainnya, terkadang tak mampu dibeli oleh anak sekolah yang orang tuanya berpenghasilan pas-pasan.
Belum lagi kalau kita memperhatikan nasib anak yatim atau yatim piatu yang ada di lingkungan tempat tinggal kita, atau di kota tempat kita berdomisili.
Ada anak yatim yang ditampung oleh panti asuhan, tapi tak sedikit yang tinggal bersama kerabatnya yang sebetulnya juga terbatas kondisi ekonominya.
Yang tinggal di panti asuhan barangkali nasibnya lumayan baik, namun sangat tergantung pada besar kecilnya donasi yang diterima panti asuhan itu dari para donaturnya.
Jika kita ada kelebihan dana, sangat baik kiranya kita memberikan bantuan pendidikan dengan pola anak asuh kepada anak yatim atau anak yang orangtuanya kurang mampu.
Kita bisa menjadi donatur tetap kepada satu atau beberapa orang anak asuh, baik yang ditampung panti asuhan maupun yang ditampung oleh warga lain.
Bisa pula kita betul-betul memelihara anak yatim atau anak dari keluarga tidak mampu, dengan mengajaknya tinggal bersama kita.
Menyelamatkan pendidikan anak-anak yang kurang mampu, merupakan investasi bagi masa depan bangsa.