Alifis@corner
Alifis@corner Seniman

Sebagaimana adanya, Mengalir Seperti Air | Blog : alifis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Transformasi dan Revitalisasi Semangat Budi Utomo demi Indonesia Tercinta

20 Mei 2020   15:25 Diperbarui: 20 Mei 2020   15:39 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transformasi dan Revitalisasi Semangat Budi Utomo demi Indonesia Tercinta
Indonesia Bangkit (100institute.com)

Hari Kebangkitan Nasional yang hadir di hari ini, di hari ke-80 sejak pandemi Covid-19 ditemukan di negara kita, di hari ke-27 bulan Ramadan kala umat Islam berpuasa, sungguh bisa menjadi  momen spesial bagi bangsa Indonesia.

Spesial jika dimaknai, dijiwai dan diimplementasi oleh seluruh komponen bangsa, bukan sekedar meme, slogan atau seremoni. Banyak hari-hari dalam berkehidupan, berbangsa dan bernegara yang spesial, tetapi akhirnya tak bermakna hanya karena dijadikan ajang peringatan tanpa muatan, upacara tanpa aksi nyata.

Harus diakui dengan jujur, Bangsa Indonesia terguncang dan kelimpungan dengan kehadiran pandemi Covid-19 yang bertubi-tubi menyerang. Hingga kemarin, 18.496 warga terdata menjadi korbannya. 12.808 dalam perawatan, 4.467 tersembuhkan dan 1.221 meninggal.

Pandemi ini menghadirkan realita bahwa agenda Indonesia yang berkemajuan dihadang berbagai masalah kemanusiaan, keterbatasan sarana kesehatan, pemerataan akses sosial, kerjasama peran pemerintah dalam tata kelola dan koordinasi mitigasi. Termasuk ketidaktaatan, kebandelan masyarakat dalam hal  protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran.

Bangsa Indonesia juga masih memiliki celah kebijakan terkait strategi dan peran pada aspek geopolitik dan geoekonomi dunia, dalam rangka kemandirian dan harga diri bangsa, dan menjadi bangsa unggul di dunia Internasional.

Situasi stokastik yang penuh ketidakpastian sebagai akibat berantai pandemi covid-19 belum usai. Pendemi ini sepertinya akan bertahan cukup lama di negeri ini. Demikian juga di perbagai negara dunia.

Angka-angka statistik menjadi tidak relevan terkait laju karantina dan laju tertular yang tak kunjung stagnan. Kajian ahli  epidemiologi tak berguna jika kebijakan pemerintah dan perilaku warga tak selaras dan tak bernas.

Transformasi Semangat Budi Utomo Di Masa Pandemi

Tokoh Budi Utomo (liputan6.com)
Tokoh Budi Utomo (liputan6.com)

Apakah Indonesia akan menyerah ? Tidak. Tidak ada kata menyerah. Sebagaimana para pemuda pelajar Stovia. Walau masih berstatus dijajah VOC Belanda, belum memiliki status negara yang merdeka, semangat tidak lantas padam. Bangkit menyatukan langkah dan cita-cita  makin melekatkan semangat para pemuda.

Kebangkitan menjadi motivasi fundamental para pemuda yang dipelopori Dr Sutomo, 112 tahun silam tersebut,  sehingga lahirlah organisasi pemuda, organisasi pergerakan nasional yang pertama berdiri di Indonesia yaitu Budi Utomo.

Apakah yang bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah tidak bersemangat? Tidak. Semua keluarga masih berjuang. Semangat berjuang. Hidup adalah perjuangan, dan pandemi Covid-19 bukan halangan. Semua pada akhirnya akan menuju satu pemahaman bahwa kehadirannya di tengah-tengah kehidupan menjadi sebuah tantangan.

Ketika di tengah pandemi, sempat viral ekspresi tulisan, "Indonesia? Terserah", itu bukan sikap menyerah. Hal itu lebih pada protes ketidakdisiplinan protokol kesehatan yang tidak diterapkan dengan benar, baik sebagai efek domino dari  keteledoran dan kekendoran kebijakan dan pengawasan oleh stakeholder serta  ketidakpedulian masyarakat. Tenaga medis bekerja atas dasar kemanusiaan. Perjuangan, pengorbanan dan hati nurani harus disupport dan diamini.

Saat semua keluarga semakin faham perilaku virus corona, faham cara penularannya dan bagaimana cara mengantisipasinya dan tentu semua komponen bangsa berdisiplin diri maka pada saatnya semua akan kembali normal sedemikian rupa, dengan adaptasi dan kebiasaan yang berbeda.

Manusia tidak akan mampu melenyapkan semua virus corona dari muka bumi. Dia tetap ada di suatu kelengahan kerumunan. Suatu saat vaksin ditemukan, maka resikonya mungkin tidak akan sedramatis saat ini. Pada akhirnya, semua akan bangkit kembali, tidak berdiam lagi di rumah.

Semua komponen bahwa harus mentrasformasi energi yang terpendam selama bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah seiring dengan makna kebangkitan nasional menjadi semangat menggelora untuk berpartisipasi sebaik-baiknya sebagai warga negara.

Nilai-nilai luhur Budi Utomo, di hari kebangkitan nasional harus menjadi tonggak kesadaran, bahwa bangsa indonesia mampu bangkit dan berdiri tegak menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang menghadang.

Revitalisasi dan Kebangkitan Inovasi

Ventilator inovasi ITB (merdeka.com)
Ventilator inovasi ITB (merdeka.com)

Budi Utomo, yang bermakna usaha yang mulia, tidak serta merta mencapai cita-citanya dengan mudah. Langkah awal bergerak di bidang pendidikan, pengajaran dan budaya. Tidak serta-merta bertujuan politis untuk merdeka. Situasi dibaca dan diadaptasi. Ketika kesadaran menjadi semakin kuat, orientasi cita-cita dikuatkan dan sungguh-sungguh diperjuangkan.

Dalam keterbatasan, lembaga akademik juga bangkit menelorkan kreativitas sebagai solusi atas keterbatasan peralatan medis. Diantaranya hadirnya  inovasi PCR Test Kit, Rapid Test Kit,  Ventilator BPPT, ITB, UI, UGM, Plasma Convalesence, AI untuk Deteksi covid-1, Autonomous UVC Mobile Robot (AUMR), Purifying Respirator.

Inovasi harus bangkit dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Tentu konsistensi dan dukungan stakeholder tidak boleh sekedar jalan. Road map kemajuan harus diimplementasikan. Apalagi dunia sedang berjalan menuju era 5.0. Akan ada banyak perubahan, tantangan dan permasalahan yang berubah dengan cepat.

Kebangkitan menjadi diksi yang paling tepat sebagai solusi representatif bagi bangsa ini kedepan. Berbagai sektor kehidupan, utamanya di sektor ekonomi, kesehatan, inovasi teknologi dan karakter harus  dikembangkan dan diperhatikan dengan baik.

Pada saatnya, Jika arah kebijakan dan implementasi pembangunan dijalankan dengan benar, maka akan dicapai cita-cita indonesia berkemajuan, rakyatnya sejahtera adil dan makmur.

Seperti halnya saat ini, eksistensi umat Islam Indonesia. Sudah beribadah puasa hampir sebulan lamanya. Pada tataran proses, semestinya sudah menemukan kedalaman sekaligus pengejawantahan dari  proses introspeksi, refleksi dan kontemplasi diri.

Pada akhirnya dalam beberapa hari lagi bulan Ramadan berakhir. Kita harus tetap menjaga dan menerapkan. Protokol kesehatan, social distancong diperhatikan. Semoga cita-cita umat muslim untuk menjadi insan yang semakin beriman, bertaqwa di hadapan Allah SWT tercapai. Aamiin YRA.

Sejenak menghela nafas, nikmati hari-hari terakhir Ramadan dengan berserah diri, Allah SWT selalu memberikan yang terbaik bagi umatnya. Setiap perjuangan selalu diiringi kebahagiaan . Semua sudah tahu, apa yang dinanti. Lebaran sebentar lagi.

aktifis@corner

200520

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun