Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Menjaga Kesehatan Kulit dengan Buah dan Sayuran
ada beberapa onggok rambutan yang kuning
di pinggir jalan
ada beberapa buah kol di keranjang seorang ibu
ada beberapa buah los sayuran yang ramai
dan sesak
Dianjurkan Buah dan Sayuran
Itu petikan sajak Pasar Bogor karya F. Rahardi. Sajak itu di-publish di Harian Suara Karya, pada 6 Februari 1976. Kita tahu, Bogor adalah kota hujan, salah satu wilayah di Jawa Barat, penghasil buah dan sayuran. Di rentang tahun 1977-1997, F. Rahardi adalah Wakil Pemimpin Umum/Wakil Pemimpin Redaksi Majalah Trubus, media pertanian terkemuka pada masa tersebut.
Di Ramadan ini, mengonsumsi buah dan sayuran, boleh dibilang menjadi wajib. Karena, kedua jenis makanan tersebut, banyak mengandung cairan. Secara kesehatan, tubuh kita membutuhkan cairan minimal 1,5 liter dalam 24 jam. Dan, semua orang yang berpuasa, tak sampai minum air sebanyak itu. Artinya, saat berpuasa, kita sesungguhnya kekurangan cairan.
Penanda yang paling mudah untuk mendeteksi bahwa kita kekurangan cairan adalah kondisi kulit. Antara lain, kulit nampak bersisik, pecah-pecah, kering, bahkan gatal-gatal. Nah, dengan mengonsumsi buah dan sayuran pada saat buka puasa maupun sahur, kebutuhan tubuh akan cairan relatif bisa tercukupi.
Oh, ya, tampilan kulit menjadi kusam, tidak cerah, gelap, dan sayu, bukan hanya semata-mata karena tubuh kekurangan cairan. Tapi, juga karena kita selama Ramadan cenderung kurang tidur. Secara waktu, jam tidur kita berkurang. Kualitas tidur kita pun rendah, dibanding hari-hari biasa.
Selain itu, gangguan pada kulit berupa jerawat, juga kerap muncul. Karena, pada saat Ramadan -terutama saat berbuka- kita banyak mengonsumsi makanan manis dan atau makanan berminyak. Godaan beragam makanan dan minuman saat berbuka, seringkali membuat kita kebablasan.
Karena itulah, mengonsumsi sayur serta buah-buahan, sangat dianjurkan. Di samping mengandung banyak cairan, buah dan sayur juga kaya akan serat dan antioksidan. Itu berfungsi untuk menghambat proses penuaan kulit, sehingga kulit lebih halus dan terjaga elastisitasnya.
Pada dasarnya, untuk menjaga kesehatan kulit pada saat Ramadan adalah dengan secara teratur menjaga pola makan. Memang tidak mudah, sebab beragam pilihan makanan minuman ada di depan mata. Agar tak tergoda, mari kita kembali kepada substansi puasa, yaitu mengendalikan diri.
Maksudnya, pengendalian diri bukan hanya di siang hari saat puasa, tapi juga pada malam hari setelah berbuka. Salah satu berkah dari pengendalian konsumsi tersebut, akan terlihat pada kesehatan kulit kita. Tidak kering, tidak bersisik, dan terjaga elastisitasnya.