Ramadan Menjadi Healing untuk Memperbaiki Ikatan Cinta yang Merenggang
5. Mudah marah. Saat ikatan cinta lagi kuat, hal-hal yang membuat marah tidak akan menjadi kemarahan. Sebaliknya saat ikatan cinta merenggang, hal-hal yang tidak membuat marah bisa menjadi bom kemarahan yang setiap waktu bisa meledak dengan keras.
Solusi merekatkan ikatan cinta yang merenggang:
1. Memulai bersama Allah. Allah yang menikahkan, Allah yang merawat cinta, Allah juga yang menyelesaikan masalah cinta. Ramadan adalah momen terbaik untuk merekatkan cinta, memberi kesempatan lebih banyak waktu untuk bersama. Sahur, buka, salat, ngaji, dll. Sujud dan mohon ampunlah pada Allah. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah asal hamba-Nya mau berusaha memperbaiki. Ngaku salah aja dulu. Bertobat kemudian. Dekati Allah. Datanglah kepada Allah apapun masalahnya. Tidak ada yang bisa menyelesaikan cinta kecuali Allah, pemilik cinta sejati.
2. Menciptakan waktu yang berkualitas. Ada kasus 20 tahun pernikahan terselamatkan dengan metode healing melakukan salat berjamaah. Pasutri ini kehilangan hal sederhana yaitu kebersamaan. Kesibukan kerja telah melalaikan mereka. Tidak ada waktu nongki-nongki bareng, ngupi-ngupi bersama, nonton bareng, dll. Meskipun tinggal seatap tetapi mereka hidup sendiri-sendiri hanya demi terlihat menjadi orang tua yang sempurna di mata anak-anak mereka. Terapi 1-4 kali salat berjamaah masih belum ngefek. Setelahnya, sang istri baru tumbuh rasa senang dan rindu salat berjamaah. Ternyata suami dan istri belum hafal doa diberi anak-anak yang saleh. Makanya, mereka tidak menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Namun, setelah mengikuti program smartlove akhirnya mereka bisa berpelukan pertama kali setelah 10 tahun masa hambar.
4. Istri memaafkan suami lebih dulu agar punya energi untuk memulai lagi ikatan cinta. Memaafkan bisa jadi jalan menyadarkan suami atas kesalahannya. Istri tidak salah juga nggak apa-apa minta maaf, agar suami tersentuh dan merasa dirinya juga salah. Akhirnya saling memaafkan. Banyak pernikahan bisa dipertahankan karena keajaiban dari memaafkan.
5. Istri rela melepas hak diri untuk menyelamatkan pernikahan selama bisa ditoleransi. Hak mendapat perhatian, juga hak disayang. QS An-Nisa (4) ayat 34 tentang istri yang nusyuz (membangkang suami, membenci) boleh dipukul atau pisah ranjang. Namun, jika suami adalah ahli maksiat seperti menjadi bandar narkoba, LGBT, penjudi, maka mutlak harus berpisah apalagi jika sang suami tidak mau bertobat.
Pernikahan adalah ibadah besar. Kita tidak akan mampu menjalankan ibadah besar jika tidak dipersiapkan ilmunya secara matang. Terpenting lagi adalah doa. Mengapa kita harus berdoa? Karena, kita perlu pertolongan Allah dalam menyelesaikan segala problematika kehidupan. ***
Catatan kajian Majelis Taklim Mufidah: Shaf Awal Ramadan 1443 H. Disampaikan oleh Ummi Mimin Aminah, trainer smartlove, Diadakan di Masjid Darussalam Puri Cipageran Indah 2, RW 20, Tanimulya, Ngamprah, Bandung Barat. Senin, 4 April 2022, pukul 08.00-11.00 WIB.