Istanti Surviani
Istanti Surviani Lainnya

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Obrolan Asyik Tanpa Konflik Saat Lebaran

29 April 2022   23:59 Diperbarui: 30 April 2022   00:04 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obrolan Asyik Tanpa Konflik Saat Lebaran
Pandai-pandailah memilik topik pembicaraan agar suasana lebaran menjadi asyik tanpa konflik. Foto: Pexel 

Lebaran adalah salah satu momen berkumpulnya kita dengan teman, tetangga, kerabat, dan keluarga besar kita. Menyambungkan lagi silaturahmi kita dengan mereka yang sempat terabaikan karena kesibukan. Dengan bertambahnya beberapa generasi, bisa jadi kita tidak kenal lagi dengan generasi yang lahir belakangan.

Kondisi ini tidak jarang membuat kita canggung untuk berkomunikasi. Padahal, kita sudah merasa pede dan berani untuk memulai pembicaraan dengan mereka. Sayangnya, kita masih nge-blank memilih topik pembicaraan yang tepat agar tercipta suasana akrab.

Di bawah ini adalah topik-topik obrolan saat lebaran yang asyik diperbincangkan. Topiknya bersifat netral sehingga tidak menimbulkan konflik. Apa saja?

1. Kesibukan

Jangan sekedar bertanya apa kabar. Namun, ubahlah dengan pertanyaan lagi sibuk apa sekarang. Pasti jawabannya beragam. "Aku sekarang lagi sibuk ngerjain ini itu." Topik ini bisa jadi jembatan untuk memberi peluang lain berupa tawaran proyek atau pekerjaan yang sesuai dengan bidang kita. "Aku lagi perlu tenaga desain grafis, nih! Itu kan bidang kamu. Kamu bisa bantu nggak?"

2. Keluarga

Semua orang punya keluarga. Semua orang cinta keluarga. Bisa tanya asalnya dari mana, saudaranya berapa, kampungnya di mana, dan latar belakangnya apa. Mereka tidak benci ditanya hal-hal itu kecuali bertanyanya sambil nyolot dan ngegas. Bapak asalnya dari desa banget. ya! Ih, kayanya kita nggak cocok deh! Jangan seperti ini ya, gengs!

3. Hobi

Mengapa bertanya hobi bukan bertanya pekerjaan? Karena, tidak semua orang memiliki pekerjaan. Namun, semua orang punya hobi. Tanyakan apa hobi mereka. Hobi bisa diceritakan dengan panjang lebar karena mereka melakukannya dengan penuh cinta, suka rela, dan tanpa paksaan. Hobi yang sama menjadikan topik pembicaraan benar-benar nyambung sehingga akan menemukan koneksi yang instan.

4. Makanan

Lebaran identik dengan makan-makan. Makan besar dengan menu khas daerah setempat. Jangan sungkan memuji makanan tuan rumah. Kalau perlu tanya dan minta resepnya untuk membuat makanan yang enaknya nendang abis. Tuan rumah pasti senang bisa berbagi resep. Apalagi jika ada demo masak. Kita juga beruntung bisa praktik langsung dengan tuan rumah.

5. Wisata

Lebaran identik juga dengan acara jalan-jalan. Jika kita berkunjung ke saudara yang tinggal di kota lain, jangan lewatkan untuk berwisata. Kita bisa bertanya destinasi wisata apa saja yang seru untuk dijelajahi. Juga wisata kulinernya. Saudara kita pasti akan merekomendasikan wisata yang cocok dengan keperluan kita beserta tips-tipsnya. Berwisata jadi aman dan nyaman.

6. Pujian

Berilah pujian pada hal-hal yang menjadi kelebihan lawan bicara kita sehingga ia merasa dihargai. Pembicaraan pun akan mengalir dengan sendirinya. "Katanya habis pulang umrah, ya? Wah senengnya?" Lawan bicara kita pasti senang juga menceritakan pengalaman beribadah di tanah suci, berbagi rahasia ikhtiar bumi dan langitnya, dan mendoakan kita agar segera menyusul umrah. Jadi semangat, kan?

Jika ada topik pembicaraan yang asyik diperbincangkan, maka ada juga bahasan-bahasan yang harus dihindari saat lebaran. Karena ada potensi konflik yang muncul, setidaknya konflik perasaan. Bagi sebagian orang bisa jadi nyesek banget.

Hindari pertanyaan-pertanyaan kontra produktif unfaedah seperti ini. Mana calonnya? Kapan nikah? Kapan mantu? Kapan lulus? Kapan punya momongan? Kapan ngasih adik buat kakak? Belum dapat kerja, ya? Masih nganggur, toh? Agak gendutan sekarang, ya? Koq kurus banget, sih!

Sebelum bertanya hal-hal di atas, coba posisikan jika diri kita menjadi pihak yang ditanya. Pertanyaan-pertanyaan nyebelin tersebut pasti membuat kita tidak nyaman. Apalagi kalau kita tipe orang yang sensian. Sudah tahu kita punya ujian hidup berupa jodoh, sekolah, keturunan, pekerjaan, atau masalah berat badan, tetapi masih ditambah penegasan berupa pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan.

Tetapi bagi kamu-kamu yang nggak baperan, pertanyaan-pertanyaan itu bisa kamu jawab dengan santuy, coy! Stay cool, Bro and Sis! Bisa jadi jawabanmu malah bikin suasana menjadi kocak.

"Koq belum nikah-nikah, Ton. Perlu dibantu gitu?"

"Iya Tante. Perlu bantuan biaya resepsi. Hihihi ..."

"Kapan kamu lulus, Tina?"

"Bulan Mei, Om. Maybe yes, maybe no!"

"Kapan mantu, Mbakyu? Teman Rita yang lain sudah pada nikah, lho!"

"Tolong cariin jodoh buat Rita, dong! Nggak muluk-muluk koq kriteria calon mantuku. Yang penting pas. Pas punya mobil, pas rumah sudah ada, pas karirnya moncer, pas setia lagi, sayang sama mertua pula." 

Temannya Mbakyu seketika diam lalu melipir perlahan-lahan. Ia tak sanggup memenuhi permintaan Mbakyu yang sempurna. Oh, no!

Kita ciptakan suasana lebaran yang damai, yuk! Karena, aku aman bagimu dan kamu aman bagiku. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun