Kimi, Hiburan Sahur yang Tak Biasa
Jam 3 atau 4 pagi, Kimi suka gedor-gedor pintu kamar dengan suaranya yang serak-serak becek seperti habis konser rock and roll. Hehehe. Benar, suaranya bukan meong-meong seperti kucing pada umumnya. Kalau saya atau suami masih tidur juga, dia akan naik ke kasur dan nempel manja ke suami. Sering Kimi hadir di antara saya dan suami, sampai saya sebut sebagai kucing pelakor. Mau cemburu koq sama kucing, ya! Wkwkwkwk.
Kimi adalah kucing rumah yang sejak kecil terbiasa makan makanan kucing instan. Kalau dia kabur seringnya pulang lagi, karena dia tidak makan makanan di luaran sehingga pasti kelaparan. Pernah saat saya mudik, Kimi dititipkan di pet hotel. Rupanya kabur sampai 6 hari. Tetangga-tetangga pemilik pet hotel menyediakan makanan instan di depan rumah mereka, sehingga Kimi tetap bisa makan. Namun, tetap saja Kimi kurus sekali saat ditemukan. Dekil dan kutuan pula. Alamat deh banyak pekerjaan rumah untuk membuat Kimi sehat lagi.
Kebayang kan berapa biaya hidup Kimi selama 1,5 tahun usia hidupnya? Namun, kata suamiku tidak mengapa banyak uang yang dikeluarkan untuk Kimi. Siapa tahu ini adalah jalan dia masuk surga. Iya juga, ya? Jika banyak jalan menuju Roma, maka banyak pula jalan menuju Jannah. Salah satunya dengan merawat kucing piaraan. Setuju, gaes?
Saat Kimi kabur dan belum ditemukan, suasana rumah penuh kecurigaan. Masing-masing saling menyalahkan sebagai penyebab kaburnya Kimi. Suasana sedih juga meliputi. Khawatir Kimi tidak kembali. Namun, saat Kimi sudah berada di tengah-tengah kami, suasana rumah berseri-seri lagi. Kimi oh Kimi ... Engkau memang hiburan sahur yang tak biasa.
***