Istanti Surviani
Istanti Surviani Lainnya

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berwisata Oke, Menjaga Alam Yes!

17 April 2023   23:59 Diperbarui: 18 April 2023   00:06 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berwisata Oke, Menjaga Alam Yes!
Wisata Kastil D'Castelo Subang. Foto: Dokpri

 

Dengarkanlah satu cerita. Tentang negeri yang indah. Tuhan melebihkan waktu-Nya. Saat dia mencipta. Mahakarya alam semesta. Lukisan yang terindah. Di situ hatiku berlabuh. Ia bernama Indonesia. Lukisan ini akan kujaga. Tempatku berpijak. Di pangku ibu pertiwi. Karunia ini. Nikmat Tuhan takkan terdusta. Lukisan Indonesia.

Lihatlah anugerah nirwana. Semua ada di sana. Tuhan menitipkan karya-Nya. Untuk dicinta Indonesia. Lukisan ini akan kujaga. Tempatku berpijak. Di pangku ibu pertiwi. Karunia ini. Nikmat Tuhan takkan terdusta. Lukisan Indonesia. 

Lagu berjudul "Lukisan Indonesia" yang dirilis tahun 2016 dan dinyanyikan oleh Naura Ayu ini pas banget disematkan kepada Indonesia, Negeri Rayuan Pulau Kelapa, ciptaan Tuhan yang harus dijaga kelestariannya.

***

Salah satu hal yang aku syukuri adalah tinggal di tanah Khatulistiwa Indonesia. Negeri tropis dengan panjang musim hujan dan musim kemarau yang hampir sama. Sepanjang tahun bermandi cahaya matahari.

Lembah ngarai nan elok tertutup rimbunnya vegetasi. Sungai berkelok-kelok mengalir sampai jauh. Pantai menawarkan pemandangan yang menggoda. Jajaran pegunungan seolah mengintai seluruh aktifitas manusia.

Nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?

Terima kasih Tuhan telah Engkau ijinkan aku menikmati keindahan bumi pertiwi. Bisa berwisata ke beberapa tempat di Indonesia karena berbagai sebab. Saat ayahku bertugas di Makassar (dulu namanya Ujung Pandang), aku bisa berwisata ke Taman Kupu-Kupu Bantimurung, Malino, Benteng Rotterdam, Pulau Kayangan, Pantai Losari, Pantai Tupai Jawa, Pantai Barombong, dll. Saking banyaknya pantai, kalau aku kesasar di Makassar, akan mentok ketemu pantai. Alih-alih balik jalan, eh malah mantai sekalian.

Saat mengikuti lomba karya tulis mahasiswa tingkat nasional di Pontianak, aku sempat jalan-jalan ke Sungai Kapuas, Tugu Khatulistiwa, dan mencoba petualangan menyusuri perbatasan lintas negara Indonesia-Malaysia di Entikong.

Saat aku pergi ke Lampung memakai travel harus menyeberangi Selat Sunda dari Merak menuju Bakauheni. Di situlah aku bisa menikmati panorama cantik anak Gunung Krakatau.

Agak naik lagi terbang ke Sumatera Utara untuk urusan kerja. Lokasi kerja di daerah pertanian Brastagi memungkinkan untuk sekalian ke Danau Toba. Meskipun hanya melihat Danau Toba dari atas ... atas sekali, judulnya toh sudah pernah melipir ke kawasan Danau Toba. Hihihi.

Aku juga pernah mengunjungi Pulau Dewata Bali. Wisata yang identik dengan Pulau Dewata adalah laut dan pantai. Pantai Kuta, Pantai Sanur, Tanah Lot, dan Pura Besakih begitu eksotik.

Sementara itu, penjelajahan di wilayah Jogja disuguhi jamuan wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, Wisata Kaliurang, Pantai Samas, Museum Benteng Vredeburg, dan Kraton Jogjakarta.

***

Saat ini aku tinggal di Bandung Jawa Barat. Destinasi wisata begitu dekat dengan tempat tinggalku. Kalau ada saudara datang, aku bisa ajak mereka ke Gunung Tangkuban Parahu menikmati suasana dingin dengan kawah gunung yang masih mengepul. Jika hendak diteruskan ke Subang akan melewati hamparan kebun teh yang menyedapkan pandangan.

Bila ada saudara yang sudah berumur atau membawa anak-anak kecil, tinggal mampir ke Floating Market Lembang. Lokasinya cukup luas dan jalannya datar sehingga tidak perlu tenaga banyak jika harus berkeliling lokasi. Stan-stan makanan dan suvenir juga banyak.

Jika ingin wisata bernuansa kastil penuh dengan bunga bisa mengunjungi D'Castelo yang lagi viral. Banyak spot foto di tempat wisata milik artis Dewi Persik ini. Biaya masuknya juga terjangkau.

Wisata Hutan Kota Bandung. Foto: Dokpri
Wisata Hutan Kota Bandung. Foto: Dokpri

Kalau mau wisata seputar Kota Bandung bisa juga bersantai di Alun-Alun Kota Bandung menikmati rumput sintetik, salat di Masjid Agung, duduk-duduk di sepanjang Jalan Asia Afrika, Taman Balai Kota yang penuh cerita, atau Hutan Kota Babakan Siliwangi berupa gardu pandang tinggi dan jembatan yang dikelilingi pepohonan tropis. Semuanya gratis. Paling bayar parkiran saja.

Wisata Glagah Arum Lumajang. Foto: Dokpri
Wisata Glagah Arum Lumajang. Foto: Dokpri

Jika mudik ke Lumajang suguhannya adalah wisata alam Bumi Perkemahan Glagah Arum di lereng Gunung Semeru. Salah satu keunikannya adalah jembatan gantung sepanjang 110 meter menuju area glamping. Saat cuaca cerah, jembatan ini tampak serasi dengan panorama puncak Mahameru yang menjulang tinggi.

Saat berkunjung ke rumah mertua di Madura, aku mampir ke Wisata Pantai Tlangoh. Destinasi baru berkonsep wisata keluarga. Anak-anak bisa bermain pasir, naik motor pantai, foto-foto, sementara orang tua mengawasi.

***

Aku bangga berwisata di Indonesia. Aku juga senang bila berada di lingkungan wisata alam yang nyaman. Udaranya segar, minim sampah, dan banyak pepohonan. Dan sebaliknya, aku merasa tidak nyaman jika lokasi wisatanya kotor. Polusi udara, sampah berserakan, dan tanahnya gersang. Sulitkah mewujudkan lingkungan alam yang nyaman?

Tentu tidak, jika ada niat yang kuat dan aksi nyata yang konsisten. Menjaga alam tempat kita berkehidupan harus dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari sekarang. Semoga ini bisa menjadi kegiatan kolosal, bermanfaat besar, dan berkelanjutan sampai generasi anak cucu kita mendatang. Tempat wisata pun berumur panjang.

Lalu apa dong tanggung jawab yang bisa aku lakukan?

1. Buang sampah pada tempatnya. Aku dan keluarga punya kebiasaan bawa tas kresek untuk wadah sampah. Sehingga, kalau sedang berwisata dan tidak ada tong sampah, tinggal masukin sampah ke tas kresek.  Kadang-kadang saku baju juga jadi tempat sampah darurat agar bungkus permen atau snack tidak tercecer. Sesekali memungut sampah di sekitarku tanpa perlu mencari pemiliknya. Anggap saja sampah adalah ladang pahala. Setuju?

2. 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Saat berwisata, Reuse adalah menggunakan kembali sampah yang masih bida digunakan. Misalnya, botol bekas minuman digunakan lagi jadi tempat minyak goreng. Reduce adalah mengurangi hal-hal yang bisa menghasilkan sampah. Contohnya, mengurangi pemakaian bahan sekali pakai. Recycle adalah mendaur ulang sampah menjadi produk baru yang bermanfaat. Misalnya, mengolah sampah sisa makanan menjadi kompos. Berhubung aku tidak terbiasa membuat kompos, yang kulakukan adalah memotong-motong sisa sayuran atau buah lalu kukirim ke bank sampah yang dikelola oleh temanku. Komposnya bisa dijual dan jadi cuan, deh!

3. Menebar biji tanaman. Saat berwisata dan melewati lahan kosong, aku menebar biji-bijian sisa makanan di rumah. Setelah biji kering bisa jadi bakal bibit. Biasanya sih biji buah-buahan, ya! Ada biji jeruk, salak, manga, alpukat, dll. Jika biji yang ditebar berhasil tumbuh akan jadi sumber oksigen, mencegah banjir dan longsor, mengurangi pemanasan global, dll. Menanam pohon berarti sedekah. "Tidak ada seorang muslim yang menanam pohon atau tanaman, lalu burung, manusia, atau hewan memakannya, kecuali ia akan mendapat sedekah karenanya." (H.R. Bukhari).

Gimana, gaes? Berwisata oke, menjaga alam yes, kan?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun