Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Administrasi

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Meliput ala Wartawan, Hobi Saat Ramadan

13 April 2023   15:44 Diperbarui: 13 April 2023   15:45 1657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meliput ala Wartawan, Hobi Saat Ramadan
Toko fashion saat Ramadan (dokpri) 

Hobi travelling, memasak, menjahit, membaca dan menulis. 

Itu hobi saya. 

Berkenaan dengan menulis, terkadang saya suka meliput ala wartawan, apa yang menurut saya patut diliput, hehehe.. 

Sebenarnya, saat Ramadan, semua hobi saya bisa dikerjakan. Kecuali travelling ke tempat yang jauh, padahal banyak promo hotel. Halah... 

Kalau hobi travelling, sebenarnya memang berhubungan dengan promo hotel, sebab biasanya bepergian bisa berhari-hari, jadi butuh penginapan. 

Kalau ada promo hotel saat travelling, tentunya akan sangat menarik. 

Bahkan dalam salah satu hadiah samber THR, sepertinya ada hadiah voucher menginap di hotel. 

Tapi sekali lagi, itu bisa dilakukan dengan nyaman di luar bulan Ramadan. Sebab bepergian jauh untuk mengakomodir hobi, tentu lain dengan travellingnya musafir. Hehehe.. 

Tapi jika merujuk pada kata travelling, mungkin saya tetap bisa melakukan hobi ini dengan cara lain. Yaitu dengan melakukan peliputan. 

Jika travelling merujuk pada berpergian jauh, mungkin saya tidak bisa melakukan hobi yang satu ini. 

Tapi jika travelling diartikan berpergian untuk mendapatkan kesenangan, bahkan bermanfaat, maka saya tetap bisa melaksanakan hobi ini.

Mampir SPBU yang tetap antri sebelum meliput suka-suka (dokpri) 
Mampir SPBU yang tetap antri sebelum meliput suka-suka (dokpri) 

 Bepergian untuk melakukan peliputan tentunya menyenangkan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk dikulik.

Kebetulan hobi-hobi saya semua pas dilaksanakan saat Ramadan. 

1. Travelling

Seperti saya katakan, saya tetap bisa travelling dari satu tempat ke tempat lain untuk melakukan peliputan sesuai keinginan saya. 

Hari ini saya menuju toko baju. Tentunya tidak sekedar ingin membeli baju, tapi tentu ada tujuan lain. 

Pengin tahu? Silakan disimak. 

Pertama

Saya ingin mencari tahu, apakah ada baju yang sesuai untuk saya. Tentunya harus yang muat di badan, barulah memilih model, warna, dan keterjangkauan harga. 

Kedua

 Saya melihat-lihat beragam model baju sebagai inspirasi jika saya ingin menjahit. 

Ketiga

 Saya ingin mengetahui situasi dan kondisi di toko baju pada bulan Ramadan saat menjelang lebaran, itu seperti apa. 

2 Menjahit.

Hobi ini akan saya lakukan jika saya ingin menjahit baju untuk sendiri.

Itulah sebabnya, saya pergi ke toko baju, untuk membandingkan, lebih baik membeli baju jadi atau menjahit sendiri baju yang akan saya kenakan. 

Hobi menjahit sangat bermanfaat di musim menjelang lebaran seperti ini. 

Biasanya para penjahit sudah full booked, dan sudah tidak menerima order menjahit lagi. 

Tentunya dengan menjahit sendiri akan sangat menguntungkan. 

3. Memasak

Hobi yang satu ini juga tidak kalah seru dibandingkan hobi lain saat Ramadan. 

Mencoba bermacam resep tentu mengasyikkan. Apalagi bisa jadi bahan konten. Eh.. 

Tongseng ayam, hasil masakan saya (dokpri) 
Tongseng ayam, hasil masakan saya (dokpri) 

Meski begitu, hobi yang satu ini sering menjadikan orang sirik. Sehingga hobi memasak dan diunggah ke medsos, ada saja yang menganggap pamer. 

Padahal, jika dipandang sebagai hobi, apa bedanya dengan mengunggah kegiatan lain? 

Tapi kita maklumin saja, tidak semua orang suka masak dan tertarik pada masakan. 

Terkadang mengunggah hasil masakan ke medsos dihubungkan dengan orang yang nggak bisa makan, riya', tidak peka, tidak punya empati.

Suka-sukalah orang mencari celanya. Kita sih positif thinking saja. 

Tapi mengunggah kegiatan ibadah, sedekah, amal sholeh malah dipuji. Padahal bukanlah justru itu yang disebut riya'? 

Bukankah ibadah itu urusan manusia dengan Tuhannya yang tidak perlu dipamerkan? 

Ah, entahlah! 

4. Membaca dan Menulis

Hobi ini saya ulas bersama, sebab, setelah banyak membaca, kita biasanya akan tergelitik untuk menulis. 

Menulis juga bisa mengeluarkan unek-unek dan mengekspresikan diri. 

Saya pernah membaca hasil liputan tentang pasar tradisional dari seorang jurnalis berita online. 

Kebetulan saya juga berniat meliput  jadi datang ke lokasi dan mengamati detail satu persatu. 

Kebetulan wilayahnya tidak luas, sehingga semua dapat saya amati secara langsung. 

Saya menulis, "sayang sebenarnya, pasar tradisional  tapi justru tidak ada yang menjual hasil bumi dan hasil kebun penduduk sekitar. 

Eh, sang jurnalis justru sebaliknya, menuliskan bahwa, di pasar tradisional ini banyak dijual hasil bumi dan hasil kebun penduduk sekitar. 

Saya tidak habis pikir, ini jurnalis ngawur, atau tidak datang langsung di lokasi? 

Begitulah, setelah membaca liputan yang menurut saya tidak sesuai kenyataan, saya jadi terinspirasi menulis yang sebenarnya nya, apa yang saya lihat dan saya rasakan. 

Bisa jadi para pembaca lebih percaya pada jurnalis, daripada penulis konten amatiran seperti saya, tapi saya tidak pernah berkecil hati. 

Terserah apa kata orang, meski saya menulis sesuka hati saya, tapi saya bertanggung jawab dan jujur dengan apa yang saya tulis. 

Itu membawa kepuasaan tersendiri bagi saya, makanya itu saya anggap sebagai hobi. 

Apalagi di saat Ramadan, sungguh tidak pantas kalau menulis hal-hal di luar fakta. 

Seandainya saya ingin menulis hal imaginatif atau yang tidak benar-benar terjadi, saya menulisnya sebagai fiksi. 

Begitulah. 

Di saat Ramadan seperti ini, saya tetap bersenang-senang dengan hobi saya. 

Bagaimana dengan para kompasianer dan. Pembaca? 

Apakah masih bisa bersenang-senang dengan hobi masing-masing? 

Selamat menunaikan ibadah puasa. 

Semoga semua ibadah kita di bulan Ramadan ini lancar dan berkah. 

Terimakasih. 

Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun