Menjelajah Kuliner Nusantara dari Rest Area Sampai SFC Madiun
Perjalanan pulang setelah mudik lumayan lancar. Meski panas ekstrem selalu membayangi.
AC yang biasanya dingin menjadi agak tidak terasa.
Saya membeli banyak air minum agar kita tidak kehausan dan mengalami dehidrasi.
Entah sejak kapan, panas begitu menyengat dan hujan tak kunjung turun ke bumi.
Namun dalam perjalanan pulang sehabis mudik, di jalan tol sekitar Ngawi, kami dihadang hujan lebat.
Keadaan menjadi gelap dan mobil agak melambat untuk berhati-hati mengantisipasi dampak hujan lebat.
Udara jadi dingin menggigil, dan anak-anak minta AC mobil dimatikan.
Karena lalu lintas lumayan lancar, sepertinya saya tidak perlu membuat reportase mudik, tapi reportase lebaran 2023 diisi reportase kuliner saja.
Tentang reportase mudik dan arus balik lebaran, hanya ada sedikit titik perlambatan abadi di sekitar Prambanan. Tapi relatif tidak terlalu lama.
Sebenarnya saya juga mempunyai cerita mudik. Tapi mungkin besok atau kapan baru bisa saya unggah. Cerita humor di rest area.
Tunggu saja ya..
Rest area selalu menyimpan cerita.
Sebenarnya kami sempat ingin menikmati kuliner di rest area. Tapi berhubung masih kenyang, kita putuskan menjelajah kuliner di Madiun saja.
Berbeda dengan perjalanan mudik dari Purworejo Madiun, ketika memasuki kota Madiun, khususnya jalan pahlawan tetap padat merayap.
Bahkan di Pahlawan Street Center (PSC), parkir sudah penuh, jadi kami lanjut dan berbelok memutar ke Islamic Center untuk menunaikan shalat lebih dulu.
Umpamane kowe uwis mulyo
Lilo aku lilo.
Yo mung siji dadi panyuwunku
Aku pengin ketemu
Senajan waktumu mung sedhela
Kanggo tombo kangen jroning dodo
Suara penyanyi yang menghibur di Sleko Food Court terdengar merdu dan syahdu, meresap dalam kalbu.
Awalnya kami ingin menikmati kuliner di rest area. Tapi tadi kami baru makan siang di Yogyakarta. Masih agak kenyang. Jadilah kita berangkat lagi usai dari toilet.
Pilihan tempat kuliner yang akan kami datangi adalah Sleko Food court (SFC) sebab, di sini banyak ragam kuliner dari seluruh nusantara. Di antaranya :
1. Bakso tetelan.
Banyak ragam kuliner di sini.
Tapi tetap saja Ayah pilih bakso.
Okelah, saya pilihkan bakso tetelan.
Bakso yang dibandrol 15 ribu/porsi ini terdiri dari 1 bakso besar dan 4 bakso sedang.
Bakso nya enak dengan rasa daging yang dominan. Tampaknya rasanya enak, sebab dalam sekejap mangkok sang penggemar bakso sudah bersih. Hehehe..
2. Soto Ayam
Siapa yang tak kenal Soto?
Kuliner berkuah aroma rempah bening kekuningan ini nikmat disantap saat hujan-hujan begini.
Soto babat, Soto daging, Soto ayam, banyak pilihan Soto yang bisa dibeli.
Kuliner sejuta umat selain bakso ini memang mempunyai banyak penggemar.
Soto yang nikmat menggoda ini hanya dibandrol 12 ribu/porsi.
Fillingnya banyak, dari tauge, soon, suwiran ayam, sampai telur rebus. Ada taburan sledri dan bawang goreng juga.
Enak dan murah.
Rekomended!
3. Siomay Jakarta.
Saya kurang tahu beda siomay Jakarta dengan daerah lain. Biasanya yang familiar adalah siomay bandung.
Tapi siomay yang ada di hadapan saya terdiri dari siomay ikan tenggiri yang daging ikannya sangat dominan. Enak.
Kebetulan tadi saya waktu berhenti shalat di masjid, beli siomay juga. Harganya cuma 5 ribu perporsi.
Enak juga sih. Bumbunya pas dan legit. Tapi rasa tepungnya yang dominan.
Kalau ini rasa daging ikannya leker.
Satu porsi dibandrol 15 ribu rupiah.
Berisi siomay, kol gulung, 1 telur dibelah 2, tahu putih iris, kentang iris. Bbunya legit. Enak.
4. Nasgor Babat
Ini adalah lapak terlaris menurut saya.
Pesanan bertubi-tubi dan otomatis antri.
Si sulung yang suka nasgor Babat. Menunggu lama sampai yang lain habis duluan, pesanannya belum selesai disiapkan.
Tadinya kami patuh saja menunggu di meja yang dipilih.
Setelah didatangi, ternyata lembar pesanan ditaruh paling bawah.
Setelah didatangi, baru ditaruh paling atas dan dibuatkan.
Terus ditungguin biar pesanannya tidak nyasar, hehehe..
Akhirnya minta dibungkus saja.
Saya penasaran, ikut mencicip.
Hemmm.. Enak sebenarnya. Tapi maaf, babatnya alot. Hehehe..
Nasgor Babat ini dibandrol 20 ribu/porsi.
5. Nasi Babat Gongso.
Penjualnya adalah orang yang sama dengan penjual nasgor Babat.
Babat gongso ini juga dibandrol 20 ribu rupiah.
Sebentar ya, saya icip dulu, hehehe..
Hemmm, rasanya mirip gule, tapi dimasak sampai airnya kering.
Agak asin menurut saya. Tapi kalau makannya pakai nasi mungkin pas.
Kalau ini sedikit lebih empuk daripada Babat di nasi goreng. Seperti nya dimasak lebih lama.
Masih banyak aneka kuliner di sini yang menanti untuk dicicipi.
Tapi waktu dan kapasitas perut terbatas.
Jadi lain waktu kita jelajahi ya, kuliner lainnya.
Ada lontong balap, lontong kikil, tahu campur, sate gule kambing.
"Orangnya mudik! " Kata Bapak yang duduk di dekat lapak saat saya mengamati lapak sate gule dan aneka masakan kambing.
Saya hanya tersenyum. Sebab asyik mengamati saja dan melihat macam jenis masakan yang ditawarkan, tapi belum be
Macam-macam kue juga ada.
Seperti kue putu, putu mayang, tahu gejrot, dan kuliner kreatif lainnya.
Terima kasih.
Semoga bermanfaat.