Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Lainnya

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kiat Finansial Sehat Saat Ramadan Menyapa

19 Maret 2024   10:04 Diperbarui: 19 Maret 2024   10:11 1503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiat Finansial Sehat Saat Ramadan Menyapa
Kiat Finansial Sehat Saat Ramadan Menyapa(dokpri)

Ramadan, bulan istimewa penuh berkah. Tak heran semua muslim berlomba menyambut dan mengisi ramadan dengan penuh makna.

Berbagai menu sehat dihidangkan. Bermacam sedekah dijalankan. Bermacam amalan ditunaikan. Segala potensi diri diberdayakan untuk mengisi kegiatan ramadan yang bermanfaat.

Terlepas dari kesucian hati, dan kesehatan raga, kesehatan finansial tentu tak bisa diabaikan. Di satu sisi, mungkin ramadan justru menjadi bulan penghematan. Tapi di sisi lain, mungkin ramadan butuh anggaran lebih.

Sebenarnya , apa yang dimaksud kesehatan finansial?

Dilansir dari  sikapiuangmu.ojk.go.id, 

Kesehatan finansial adalah kemampuan seseorang untuk menjaga keseimbangan kebutuhan finansial saat ini dan masa depan  serta mampu menghadapi hal-hal tak terduga dalam aktivitas keuangannya (Canada Financial Health Index, 2017).

Mengapa kesehatan finansial saat ramadan perlu perhatian khusus?

Harga kebutuhan pokok yang sempat melambung saat persiapan ramadan, kini masih tetap Istiqomah di posisinya. Eh..

Seperti harga telur masih di kisaran 30 ribu/kg. Beras Pun masih di kisaran 15 ribu/kg. Apakah ini mengganggu kesehatan finansial sahabat kompasianer dan pembaca?

Iyalah, bikin bapil, hihihi...! Memangnya orang, bisa batuk pilek?

Sebenarnya, kondisi finansial itu mirip tubuh. Jika kita bisa mengelolanya secara elastis dan adaptif, kesehatan finansial masih bisa terjaga.

Ngabuburit juga butuh kiat Finansial Sehat Saat Ramadan Menyapa(dokpri)
Ngabuburit juga butuh kiat Finansial Sehat Saat Ramadan Menyapa(dokpri)

Tapi tentunya ini juga dipengaruhi kebiasaan kita mengelola finansial sehari-hari seperti biasanya di bulan-bulan sebelum Ramadan.

Jika kita terbiasa menghadapi kondisi finansial yang kacau balau, bisa jadi saat ramadan juga begitu.

Kesehatan finansial bisa kita jaga dengan menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran.

Mungkin kiat-kiat ini bisa disimak untuk mencapai finansial sehat saat Ramadan menyapa.

1. Catat dan ketahui pemasukan yang kita dapatkan selama sebulan saat ramadan.

Mengetahui besarnya pemasukan sangat penting, sebab bisa menjadi dasar bagi kita untuk mengatur pengeluaran sesuai pemasukan yang kita punya.

2. Catat dan anggarkan kebutuhan prioritas yang mutlak harus dipenuhi. Seperti rekening bulanan, biaya sekolah anak kalau masih memiliki anak yang bersekolah/kuliah.

Jangan sampai buka bersama di luar mengancam kesehatan finansial karena tidak masuk anggaran (dokpri)
Jangan sampai buka bersama di luar mengancam kesehatan finansial karena tidak masuk anggaran (dokpri)

3. Anggarkan kebutuhan bulanan untuk konsumsi. Sesuai kan dengan pemasukan yang ada. Jika harga bahan pokok masih melambung dan kemungkinan terus naik, bisa belanja bulanan. Begitu juga jika harga sedang murah, bisa berbelanja untuk sebulan sekaligus.

4. Anggarkan untuk menabung kalau masih ada sisa anggaran.

5. Anggarkan juga untuk sedekah, tak perlu banyak -banyak, minimal 2,5%. 

Sedekah semampunya,tidak perlu memaksakan diri jika tidak ada anggaran, bisa jadi justru kita yang layak disedekahi.

 Tapi usahakan kita mampu mencukupi kebutuhan sendiri, dan tidak merepotkan orang lain.

6. Setelah kebutuhan pokok standar terpenuhi, kita bisa sedikit bersenang-senang dengan memanjakan diri membeli yang kita suka jika masih ada anggaran lebih.

Tapi jika malah kurang, maka kita bisa meninjau ulang anggaran yang sudah dibuat, dengan mengadakan penghematan pada kebutuhan yang tidak mutlak.

Dalam beberapa kasus, biasanya saat memasuki bulan ramadan, kesehatan finansial justru lebih baik. Hal ini karena :

1. Anggaran konsumsi bisa ditekan, sebab kebutuhan makan yang biasanya 3 x sehari, menjadi 2 x sehari. Waktu pun terbatas, sehingga lebih sedikit makanan yang dikonsumsi.

Tapi terkadang, kita terjebak euforia untuk menyediakan makanan berbuka dan sahur yang lengkap dan istimewa.

Ini yang membuat kebutuhan finansial untuk ramadan melonjak.

2. Saat Ramadan biasanya diadakan buka bersama. Tentunya ini menjadi penghematan tersendiri. Meski begitu, kita juga akan mendapat giliran menyediakan makanan berbuka juga, jadi bisa dikatakan tidak terlalu berpengaruh pada anggaran finansial.

3. Saat ramadan, kita lebih banyak menahan nafsu dan keinginan, jadi aktivitas belanja dan konsumtif cenderung menurun, yang bisa menjaga kestabilan finansial.

Bagaimana dengan kondisi finansial pembaca dan kompasianer, apakah sudah sehat, atau perlu perombakan dan operasi anggaran agar finansial segar bugar?

Selamat menjalankan puasa dengan anggaran yang menyehatkan kondisi finansial.

Salam...

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun