Berburu Sembako Murah di Bazar Ramadan Fatayat NU
Ballighna ramadhan
Ramadhan ramadhan ramadhanu ya habib
Ramadhan ramadhan laitaka dauman qarib
(Ramadan, Maher Zain)
Suara merdu Maher Zain mengiringi cerahnya hari di Lapangan Krandegan, Kebonsari, Madiun (24/3/2024)
Bisa dinikmati lagu lengkapnya di link YouTube berikut
(Ramadan, Maher zain)
Hari ini di sisi Utara lapangan Krandegan, Kebonsari , Madiun diadakan bazar Ramadan Fatayat NU ranting Krandegan.
Masyarakat berduyun-duyun untuk berbelanja sembako yang harganya relatif murah. Lumayan bisa untuk persiapan puasa. Menyediakan makanan berbuka dan sahur.
Sayapun tidak ketinggalan ikut menyaksikan bazar yang menarik ini, atas informasi Bu Alfiah yang memposting di grup PKK Dusun buluh.
Sampai di sana bazar sudah ramai pengunjung.
Saya berhenti sejenak dan mempelajari situasi.
Mencoba bertanya juga bagaimana caranya belanja. Ternyata pembeli bisa mulai dengan mengambil kupon sesuai barang yang ingin dibeli.
Di tempat pengambilan kupon ini dilakukan pembayaran, dan diganti selembar kupon untuk mengambil barang yang dibeli di tempat pengambilan barang.
Saya membeli gula pasir dan bawang putih. Kebetulan persediaan di rumah pas habis. Sedang minyak dan tisu juga rengginang di rumah sudah ada banyak.
Di sini ada penghematan sekitar 1000-3000 rupiah untuk tiap kg barang yang ditawarkan.
"Assalamualaikum...!" Ketemu Bu Iit, tetangga RT. Beliau menjual kerudung cantik yang harganya relatif murah antara 15-50 ribu.
"Ini saya membuat sendiri lho,Bu!" Bu Iit bercerita.
"Wuih, menjahit sendiri? Keren!" Kata saya. Kerudungnya cantik-cantik, jahitannya halus dan kainnya lembut. Saya ikut mengorat-arit kerudung.
"Ini diskon, lho Bu. Harga normal nya 50 ribu, yang ini. Tapi saya jual 30 ribu!"
Saya ikut melihat -lihat saja, karena dari rumah tadi niatnya beli sembako. Tidak ada niat membeli kerudung. Suka saja melihat-lihat kerudung cantik bersama ibu-ibu yang lain.
"Eh, Bu Pri!" Mama Adit menyapa saya. Beliau juga salah satu aktivis NU. Sekaligus Ibu dari Mas Adit, teman anak-anak saya
"Panjenengan komandannya ya, Bu?" Tanya saya pada Mama Adit.
"Bukan. Ini yang menyelenggarakan Fatayat NU. Organisasi perempuan NU yang usianya 20-45 tahun. Kalau saya sih sudah kelewat umur. Hehehe...
"Samalah. Saya juga sudah kelewat umur, "saya ikut tertawa.
"Ini, sembako nya disediakan Fatayat,Bu?" Tanya saya pada mama Adit.
"Tidak, Bu. Barang yang dijual disediakan secara mandiri. Tapi diprakarsai Fatayat!" Jawab Mama Adit.
"Kalau gula pasir, saya yang menyediakan, dipinjami dulu, nanti kalau sudah laku terjual, baru dikembalikan!" Lanjut mama Adit.
"Oh, begitu!" Semoga sukses acaranya ya,Bu!"
"Aamiin..!"
Semakin siang semakin banyak orang berdatangan untuk ikut membeli sembako. Dari minyak sampai gula pasir. Ada juga tisu dan telur.
Yang paling laris telur ayam ras(lehorn) yang dihargai 26.500 rupiah, sementara harga normal sekitar 28-30 ribu/kg
Saya sendiri tidak kebagian. Pas jumlahnya sudah 15 orang, sedang telur yang tersedia 15 kg. Saya tidak memaksa. Di rumah juga masih ada 1 kg. Kalau kebagian syukur, nggak kebagian juga nggak masalah.
Karena hari semakin siang, saya juga cepat pulang. Tadi sempat berniat COD dengan penjual uritan, makanan kesukaan suami.
Tapi ternyata yang pesan banyak, jadi agak lama. Saya langsung pulang saja, nanti janjian di perempatan saja lebih dekat daripada di lapangan Krandegan.
Sayapun meninggalkan lokasi bazar. Alhamdulillah, seperti nya dagangannya laris dan panitia bazar Ramadan Fatayat NU ranting Krandegan pun senang.