Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Guru

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Buka Bersama Penghabisan

20 April 2023   19:55 Diperbarui: 20 April 2023   20:08 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka Bersama Penghabisan
Menunggu beduk Maghrib bertalu (dokpri)

Aku mengamati Chandra ketua acara ini. Ia yang tampak paling sibuk. Lebih energik ketimbang rekan-rekannya. Chandra yang wara-wiri datang ke sekolah. Ia datang saat hari pemnelajaran, Sabtu dan Minggu. Ia juga datang di luar dua hari yang telah ditentukan itu.

Chandra telah memilihkan tempat  berbuka bagi kami. Letaknya di tengah kota, di kompleks mesjid milik perguruan tinggi ternama. Tempatnya nyaman, meja tempat makannya menyebar di setiap sisi. Tempat ini berupa kafe dengan dinding-dinding yang berjendela besar.

Menu makan bagi kami telah disebar dalam grup WhatsApp. Tersedia menu tradisional nasi tutug oncom, nasi uduk, dan nasi pepes atau nasi bakar. Beraneka minuman sari buah tersedia pula. Bagi yang gemar kopi, minuman ini tersedia dalam beragam pilihan.


Saat acara buka bersama tiba kami semua berkumpul. Kami duduk di kursi-kursi yang telah Chandra pesan. Kami mendengarkan ceramah Ustadz Ayi, rekan sesama guru, menjelang beduk berbunyi. Tak lama kami segera menyantap menu pilihan masing masing. Kami makan dengan gembira. Kegembiraan seorang yang berpuasa menjalani waktu berbuka. Kegembiraan berikutnya kelak kami jemput, saat bertemu Allah pencipta alam semesta. Begitu pesan ceramah Ustad Ayi.

Chandra masih belum membatalkan puasanya. Ia berjalan ke sana ke mari mendekati meja-meja tempat kami berada. Ia ingin memastikan kami semua telah mendapatkan makanan takjil dan hidangan utama. Ia juga bolak balik menemui pelayan kafe, menyampaikan pesanan tambahan kami. Chandra mengisi hari berbuka itu dengan perkhidmatan kepada kami.

Dua bulan berlalu sejak acara sore di kafe itu. Ibu pimpinan mengirim pesan duka. Berita kepergian warga belajar bimbingan kami. Bukan kepergian biasa, namun kepergian menghadapa Sang Khalik, Ilahi Rabbi. Kepergian yang akan kita hadapi nanti. Pada saatnya kita semua akan pulang ke haribaan Allah SWT.

Berita itu begitu menghentak perasaan. Aku seakan tak percaya pada pesan yang baru kubaca. Pesan kematian yang berisikan satu nama warga belajar. Anak muda yang membaktikan waktu, tenaga, dan pikirannya bagi kami. Saat berlangsungnya acara buka bersama itu. Anak muda yang menunda waktu betbukanya demi melayani kami. Ya anak muda itu, Chandra namanya. 

Selamat jalan, Chandra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun