Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Guru

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Senyuman Ponakan yang Saya Rindukan

25 April 2023   19:17 Diperbarui: 25 April 2023   19:24 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyuman Ponakan yang Saya Rindukan
Satu sisi Kota Bogor yang teduh (photo: Kompas.com)

Seperti telah menjadi agenda wajib, setiap kami berkunjung, para bocah menagih untuk jalan-jalan. Tak ada tujuan pasti yang penting pergi bermobil. Berkeliling putar-putar Kota Bogor. Kota ini, seperti halnya Bandung, menyajikan banyak destinasi rekreasi yang dekat, murah dan menarik.

Lebaran kali ini kami berkunjung ke Alun-Alun Bogor wajah baru. Sebelumnya, tempat ini dikenal dengan nama Taman Topi. Sejak era kolonial, Taman Topi berdiri sebagai sarana rekreasi warga sembari berbelanja di pasar atau menunggu kedatangan kereta. Taman ini berdekatan dengan ke dua lokasi sarana pelayanan publik tersebut.

Taman Topi gaya baru memberi ruang terbuka yang lebih luas. Pelataran tempat warga melakukan beragam aktifitas tersedia cukup lega. Kursi-kursi taman teronggok di berbagai titik yang mudah dijangkau. Kebersihan taman demikian terpelihara. Warga yang lalu lalang di tempat ini seperti tak ada habisnya.

Usai mengunjungi alun-alun, saya membawa para bocil berziarah ke Tempat Permakaman Umum Blender. Letaknya di seputaran Kebon Pedes di tengah Kota Bogor. Permakaman ini pun tak kalah legendaris. Mulai digunakan sejak era kolonial.

Tata letak makam-makamnya demikian teratur. Melihat nama-nama di batu nisan makam, terdapat nama-nama kaum berdarah biru, atau para menak di zamannya. Entah kebetulan atau tidak, dalam kunjungan kali ini saya berpapasan dengan Bapak Bima Arya, Walikota Bogor saat ini. Betul kan kata saya, di permakaman ini bertabur tokoh-tokoh besar.

Di permakaman ini saya berziarah ke pusara Teh Ike Yatmikasari. Seorang kakak yang meninggal di usia muda. Saya ingin membawa para bocil mengenali para leluhur. Antara senang dan bosan, saya lihat ekspresi para bocil di sini. Ya iya dong, dunia mereka lekat dengan yang namanya mall, bukan makam, haha.

Untuk mengobati rasa bosan, juga memenuhi hak perut mereka, saya membawa mereka mampir di satu restoran cepat saji. Di sini keceriaan mereka muncul kembali. Tawa riang kembali terngiang. Hawa kota Bogor yang panas semakin bertambah dengan gairah dan semangat mereka.

Saya pandangi satu demi satu wajah mereka. Momen seperti ini akan senantiasa saya rindukan. Setiap tiba hari raya Lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun