Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mahasiswa

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Jakarta Masih Menjadi Magnet Urbanisasi

16 April 2024   13:33 Diperbarui: 21 April 2024   07:01 2242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta Masih Menjadi Magnet Urbanisasi
Jakarta masih menjadi magnet urbanisasi (dok. pribadi)

"Jakarta terus memikat pendatang baru, meskipun urbanisasi setelah Lebaran"

Meskipun bukan ibukota negara, Jakarta tetap memegang peran penting sebagai pusat urbanisasi utama di Indonesia. Setelah perayaan Lebaran, fenomena urbanisasi menuju Jakarta masih menjadi sorotan. 

Meskipun demikian, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menyikapi tren urbanisasi ke Jakarta pasca Lebaran.

Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, diperkirakan sekitar 15.000-20.000 pendatang baru akan membanjiri Jakarta setelah perayaan Lebaran 2024. 

Pada tahun 2023, jumlah pendatang baru setelah Lebaran mencapai 25.918 orang, sedangkan pada tahun 2022, angkanya mencapai 27.478 orang, tetapi tetap menegaskan bahwa Jakarta tetap menjadi tujuan utama bagi ribuan orang yang mencari peluang ekonomi dan kehidupan yang lebih baik.

Faktor penertiban oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan berbagai masalah kota yang terus meningkat, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan harga properti yang tinggi, dapat menjadi "daya halau" yang memaksa sebagian pendatang untuk mencari alternatif lain di luar Jakarta.

Pencegahan urbanisasi berlebihan ke Jakarta merupakan tantangan yang kompleks.

Beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi tekanan urbanisasi ke kota tersebut:

1. Pembangunan Infrastruktur Regional:

Pemerintah dapat memperkuat infrastruktur di daerah-daerah sekitar Jakarta untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antara Jakarta dan daerah lainnya. 

Dengan meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan fasilitas di luar Jakarta, orang-orang akan lebih cenderung memilih untuk menetap dan bekerja di daerah-daerah tersebut.

2. Diversifikasi Ekonomi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun