Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com
Seri Belajar Agama Lagi di Bulan Ramadan (1)
Alhamdulillah, akhirnya bisa dipertemukan lagi dengan bulan suci Ramadan. Bulan di mana umat Islam terus memperbaiki amalan ibadahnya yang harapannya nanti tetap terbawa di bulan-bulan berikutnya.
Saya pribadi, menyadari bahwa kadar keimanan itu pasang surut. Ketika bulan Ramadan tiba, seolah-olah semua ibadah ingin sempurna. Hingga bulan Syawal datang, dari hari ke hari, kebiasaan selama bulan Ramadan malah surut lagi. Padahal sudah digembleng selama satu bulan penuh.
Alhasil, di bulan Ramadan saya belajar agama lagi. Karena saat ini segala hal mengandalkan kecanggihan teknologi, maka saya belajar melalui sebuah aplikasi Pesantren Ramadan Virtual (PRV) yang dikembangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gunungkidul. Beberapa tahun lalu, saya mengikuti kegiatan serupa tetapi pesantrennya dengan masuk grup WhatsApp dan ada modul fisik yang dikeluarkan pihak PDM. Saat ini, semua materi diberikan melalui aplikasi tersebut. Saya masuk kajian pada PRV itu melalui jalur umum, tak seperti dulu saat masih menjadi Guru Yayasan atau Persyarikatan Muhammadiyah, saya masuk PRV melalui jalur AUM (Amal Usaha Muhammadiyah).
Mulai hari ini, materi sudah mulai bisa dipelajari. Apa yang saya pelajari di hari pertama ini?
Pertama kali, disajikan pengantar dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si dalam menyambut bulan Ramadhan. Beliau mengingatkan akan makna ibadah bulan Ramadhan.
Kemudian materi Al Qur'an disajikan tentang makna dari QS Ar Ra'du ayat 28 yang artinya "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram".
Pada masa sekarang ini, banyak sekali manusia yang kejiwaannya terganggu akibat tuntutan zaman dan segala kesulitannya. Banyak yang meninggalkan Allah kala bahagia, hingga akhirnya mendapatkan cobaan sehingga mau tak mau manusia harus kembali lagi pada ajaran Illahi. Keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani memang harus terus terjaga. Jika berat sebelah ya akan terjadi permasalahan.
Manusia harus banyak bersyukur atas segala yang dimiliki. Manusia diingatkan pada sebuah hadits riwayat Muslim.
"Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Lihatlah siapa yang berada di bawah kalian, dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, sebab yang demikian lebih patut agar kalian tidak memandang remeh nikmat Allah atas kalian".
Akhir-akhir ini banyak sekali manusia yang lebih mengejar hal duniawi baik harta dan jabatan. Ini menunjukkan bahwa ada permasalahan akan pandangan manusia akan nikmat yang diberikan Allah SWT.
Tentu saja akibatnya, pikirannya tertuju pada bagaimana agar bisa mengejar dan mempertahankan harta dan kedudukannya. Hati dan pikirannya terkuras untuk hal tersebut.
Padahal untuk membaguskan pandangan dan berqanaah terhadap apa yang Allah telah berikan padanya maka bisa dilakukan dengan cara melihat orang-orang yang kurang beruntung yang berada di bawahnya (dalam hal dunia). Seharusnya manusia lebih fokus untuk urusan akhirat. Sayangnya banyak manusia yang tidak iri dengan keshalehan sesamanya saking mengejar materi.
Sudah saatnya manusia lebih berpikir akhirat karena dengan begitu maka dunia akan mengikutinya.
Ibadah merupakan salah satu cara untuk mengingat Allah. Namun sebenarnya ibadah itu sendiri memiliki dua makna. Pertama, ibadah secara umum. Artinya segala hal yang dilakukan adalah sebuah ibadah. Sedangkan ibadah khusus adalah ibadah yang meliputi iman, syahadat, shalat, puasa, zakat, aqiqah dan sebagainya.
Dengan melaksanakan ibadah tersebut maka terjadi keseimbangan hubungan kepada sesama manusia dan kepada Sang Pencipta. Hidup pun akan menjadi lebih bermakna dan tenang serta terjamin kebahagiaan dunia-akhirat.
Branjang, 1 Ramadan 1445 H/11 Maret 2024