Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Penulis

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Minuman Tradisional Ampuh Menjaga Kesehatan di Saat Ramadan

28 April 2020   22:13 Diperbarui: 28 April 2020   22:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minuman Tradisional Ampuh Menjaga Kesehatan di Saat Ramadan
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa sih orang yang ingin sakit? Pasti tidak ada. Semua orang juga ingin sehat. Namun, penyakit kadang datang tanpa diduga-duga. Penyebabnya tentu saja bermacam-macam. Bisa saja karena kelelahan atau terkena penyakit menular seperti virus. Apalagi musim hujan, penyakit musiman yang mudah datang adalah flu, seperti misalnya batuk atau pilek.

Saya termasuk orang yang jarang sakit, meskipun jarang juga berolah raga. Kalau badan terasa kurang sehat atau terasa lagi ngedrop, biasanya saya mengunsumsi makanan yang enak-enak. Suplai gizi ditambah. Kalau lagi ada uang, saya pasti membeli buah-buahan segar yang banyak mengandung vitamin C. Buah yang saya suka adalah jeruk, mangga atau buah naga. Ketiganya termasuk makanan favorit saya.

Dulu waktu masih remaja, saya sangat doyan berolah raga. Bahkan, saking sukanya, hampir setiap sore saya latihan bermain bola voli bersama teman-teman sepermainan. kebetulan postur saya memang tergolong tinggi yaitu 178 Cm. Jadi, pas sekali bermain bola voli. Sehari saja tidak main voli, badan terasa sakit dan pegal-pegal, seperti habis dipukuli orang saja.

Saat itu saya masih tinggal Kotabumi, Lampung Utara. Ini daerah kelahiran saya. Sejak lahir sampai saya tumbuh remaja dihabiskan di kota ini. Dulu, keluarga kami, juga tetangga, sangat sering terkena penyakit malaria. Kalau sudah terkena malaria, badan pasti deman. Bahkan bisa sampai menggigil kedinginan.  Sekujur tubuh terasa sakit sekali. Kepala pusing. Suhu badan panas, bisa mencapai 40 derajat celsius. Kalau sudah begini harus cepat dibawa ke rumah sakit. Kalau tidak, bisa fatal jadinya.

Saya masih ingat ketika dulu kena malaria, pasti disuntik. Saya tidak tahu obat apa yang disuntikkan ke lengan atau pantat saya tersebut. Pastinya bagian yang disuntik ini biasanya terasa pegal sekali. Padahal terus terang saja saat itu saya takut disuntik sehingga saat dibawa ke dokter oleh orang tua, takutnya minta ampun. Namun, demi keehatan, apa boleh buat terpaksa saya pasrah ketika jarum suntik itu menembus kulit saya.

Kalau sudah kena malaria, pantangannya tidak boleh makan atau minum yang rasanya masam. Kalau dilanggar, jangan kaget kalau badan langsung panas kembali. Sayangnya saya suka makan yang asam-asam, seperti buah nanas, mangga muda, sirsak, atau asam jawa. Walau tahu risikonya, suka pantangan itu saya langgar. Mungkin karena masih remaja, jadi suka mengeyel dan membandel. Kalau badan kembali panas, baru menyesal. Ya, namanya juga masa remaja.

Mengatasi Sakit Saat Berpuasa

Ramadan adalah bulan yang istimewa. Bayangkan, dalam satu tahun kita diberi kesempatan untuk menghapus segala dosa yang pernah diberikan dengan jalan berpuasa dan mengerjakan amalan sunah lainnya. Puasa mampu menghapus dosa-dosa yang pernah kita perbuat sebelumnya. Demikianlah ajaran Islam yang saya pelajari. Oleh sebab itu ramadan juga dikenal sebagai bulan penuh ampunan.

Kebetulan saya termasuk orang yang tidak tahan lapar karena punya penyakit mag. Kalau sudah terasa lapar, perut harus segera diisi. Kalau terlambat, bisa sakit. Dalam perut terasa ada yang tidak beres, seperti ada buih di dalamnya. Mulut terasa mau muntah. Begitulah rasanya kalau punya penyakit seperti ini. Oleh sebab itu saya sering membaca cemilan kalau sedang bepergian ke mana-mana.  

Anehnya, selama bulan puasa, saya tetap bisa berpuasa. Awalnya memang terasa tidak enak. Namun, lama-lama terbiasa juga. Biasanya justru ada penyakit lain yang suka datang yaitu sakit perut. Ini terjadi kalau saya makan makanan yang pedas-pedas. Kalau kebetulan perut terasa sakit saat sedang berpuasa, cara pertolongan pertama yang biasa saya lakukan adalah mengusap perut yang sakit menggunakan air panas. Caranya, air panas dari termos dimasukkan ke dalam botol kosong, lalu ditempelkan ke bagian perut yang terasa sakit. Biasanya ini membantu mengurangi rasa nyerinya.

Cara lain biasanya menggunakan ramuan tradisonal yaitu memakai bawang merah dan minyak makan. Bawang tersebut digeprek, lalu diaduk dengan sedikit minyak makan, lalu dibalur ke bagian tubuh yang terasa sakit. Ramuan sederhana ini terbilang sakti dalam mengatasi sementara jika terjadi sakit perut. Namun, jika sakitnya tetap membandel, terpaksa puasa dibatalkan dan beli obat sakit perut di apotik atau di mini market terdekat.

Bagaimana kalau kena batuk? Ah, ini mah mudah. Saya biasa memakai ramuan tradisonal yang murah meriah yaitu campuran jeruk nipis dan kecap manis. Caranya sederhana. Jeruk nipis diperas dan diambil airnya. Lalu dicampur dengan satu saset kecap manis. Rasanya kecut agak kemanis-manisan. Minum sehari tiga kali. Alhamdulillah batuk pun hilang dan badan kembali fit seperti semula.

Tips Menjaga Kesehatan    

Setiap orang pasti ada potensi terkena sakit, siapapun itu. Walau kita sudah berusaha menjaganya dan sangat berhati-hati, tapi bisa saja terkena karena tertular dari orang lain. Meskipun begitu, kita harus tetap optimis dalam mengisi kehidupan ini, utamanya saat sedang menjalankan ibadah puasa. Jangan sampai kita terserang penyakit yang bisa mengganggu ibadah kita.

Urusan kesehatan terasa bermakna ketika kita sakit. Seberapa banyak harta yang kita miliki, jika kita terkena penyakit, maka harta yang banyak itu seakan-akan tidak ada gunanya. harta itu penting, tapi ehat itu lebih penting. Lebih baik kita menjaga kesehatan daripada mengobatinya. 

Saya pribadi punya kebiasaan menjaga kesehatan dengan mengonsumsi minuman kesehatan. Ada tiga jenis minuman kesehatan yang biasa saya minum setiap hari, yaitu minuman jahe, kunyit, dan jeruk nipis. Kalau hari biasa (sebelum bulan ramadan) biasanya diminum secara bergantian. Misalnya pagi minum air jahe, siang minum air kunyit, dan sore atau malam minum air jeruk nipis. Namun, selama ramadan ini cuma saya lakukan dua kali, yaitu saat berbuka puasa dan saat makan sahur saja.

Minuman ini bukan hasil membeli di tempat minuman, tapi hasil racikan sendiri. Siapapun sebenarnya bisa mencobanya karena bahan bakunya mudah didapatkan. Siapa saja mampu membelinya karena harganya relatif murah dan terjangkau. Bahkan, kalau punya lahan sendiri, tumbuhan ini bisa kita tanam di pekarangan rumah atau kebun.

Berikut saya jelaskan cara meramu minuman kesehatan versi saya:

Pertama, minuman jahe (zingiber officinale). Bahannya berupa sepotong jahe seukuran jempol kaki orang dewasa dengan panjang sekitar 5 Cm. Jahe tersebut dicuci sampai bersih, lalu digeprek dengan memakai ulekan batu atau benda keras lainnya. Masak jahe tersebut dengan memakai panci kecil, lalu masukkan air sebanyak satu setengah gelas mug. Biarkan sampai mendidih dan airnya tinggal segelas, lalu angkat. Masukkan air jahe tersebut beserta jahenya ke dalam gelas mug. Tambahkan gula merah secukupnya. Minum dalam saat masih hangat. 

Kedua, minuman kunyit (curcuma longa). Bahannya terdiri dari dua potong kunyit seukuran jempol tangan orang dewasa dengan panjang sekitar 3,5 Cm. Kunyit tersebut dicuci sampai bersih, lalu digerus dengan memakai ulekan sampai halus. Masak kunyit tersebut dengan panci kecil, lalu masukkan air sebanyak satu setengah gelas mug. Biarkan sampai mendidih dan airnya tinggal segelas, lalu angkat. Masukkan air kunyit tersebut ke dalam gelas mug dengan menggunakan saringan agar ampasnya tidak terbawa. Tambahkan gula merah secukupnya. Minum dalam kondisi hangat.   

Ketiga, minuman jeruk nipis (citrus aurantiifolia). Bahannya yaitu sebuah jeruk nipis dan air mendidih sebanyak satu gelas mug. Belah dua jeruk nipis tersebut lalu peras airnya. Kalau saya biasa memerasnya memakai sendok. Lalu masukkan sebelah jeruk tadi ke dalam gelas mug dan tambahkan gula merah secukupnya (sesuai selera). Minum dalam keadaan hangat.   

*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun