(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Yuk, Basasambang Religi ke Banjarmasin!
Letaknya yang tepat dijantung kota dan dikelilingi oleh beberapa destinasi wisata kota yang mudah dijangkau seperti pantai jodoh, menara pandang, pasar terapung minggu dan tentunya hutan kota yang rindang, menjadikan masjid ini salah satu ikon wisata religi dan budaya yang tidak bisa ditinggalkan untuk dinikmati saat basasambang.
Kubah utama masjid yang terbuat dari logam tembaga berwarna keemasan dengan diameter mencapai 38 meter terlihat sangat unik, begitu juga 5 (lima) kubah pada menara yang ukurannya lebih kecil, sekitar 5-6m di ketinggian 45 m untuk menara utama dan 21 m untuk 4 (empat) menara pendamping.
Desain arsitektur kubah ini terinspirasi dari tanggui, caping penutup kepala tradisonal khas masyarakat suku Banjar yang terbuat dari rangkaian daun nipah yang biasa dipakai petani dan nelayan beraktivitas.
Bentuk kubah ini merupakan salah satu bentuk dialektika Islam dengan budaya lokal Suku Banjar yang paling mudah dilihat, sekaligus menjadi ciri khas keunikan Masjid yang dibangun pada tahun 1981 ini.
Nama Sabilal Muhtadin diambil dari judul kitab atau buku buah karya ulama besar Kesultanan Banjar alm Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710---1812), Sabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin yang secara umum diartikan sebagai "Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama".
Nama tersebut merupakan salah satu bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasa-jasa ulama besar yang selama hidupnya memperdalam dan mengembangkan agama Islam di Kerajaan Banjar atau Kalimantan Selatan sekarang ini.
Ulama besar yang juga dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan ini tidak hanya dikenal dan dihormati di lingkungan Kesultanan Banjar saja, tapi juga seluruh Nusantara, bahkan mancanegara. Beliau juga dikenal dan dihormati oleh umat Islam dan para alim ulama yang tersebar di Malaka, Filipina, Bombay, Mekkah, Madinah, Istambul dan Mesir. Makam beliau di daerah Kelampayan, Martapura, Kabupaten Banjar ini sejak lama dikenal sebagai salah satu destinasi wisata religius di Kalimantan Selatan. Untuk referensi bacaan lengkapnya bisa mengunjungi artikel saya berikut, Masjid Sabilal Muhtadin, Ruang Dialektika Budaya Kalimantan.
Yuk, jalan-jalan ke Banjarmasin!