(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
314 Hari Menuju Ramadhan 1441 H, Saatnya Menguji Kemenangan Kita!
Tepat hari ini, tiga hari sudah kita memasuki bulan Syawal 1440 H. Artinya, ini hari ke-3 kita semua ditinggalkan bulan istimewa, bulan suci yang paling dimuliakan diantara bulan-bulan lainnya oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita beruntung, bisa bertemu lagi dengan segala keistimewaan dan kesucian bulan Ramadhan 1441 H sekitar 314 hari kedepan.
Di bulan istimewa yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini, Allah SWT memberi kita momentum istimewa untuk beramal shalih sebanyak-banyaknya, salah satunya adalah dengan melaksanakan ibadah spesial yang hanya ada di bulan Ramadhan, yaitu puasa wajib dan sholat Tarawih selama sebulan penuh.
Khusus untuk ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan ini, Allah memberi kekhususan yang sangat spesial dan luar biasa. Seperti di sampaikan Rasulullah dalam hadis berikut,
"Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung ". (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu'anhu).
Sungguh, ditinggalkan bulan Ramadhan merupakan sebuah kehilangan yang sangat luar biasa besarnya bagi seluruh umat! Bagaimana tidak, Wadha' Ramadhan ( Berpisah dengan Bulan Ramadhan) berarti kita akan kehilangan potensi kedekatan spesial kita dengan ALLAH SWT berikut "banjir" berkah, rahmat dan ampunan dari pencipta sekaligus pemilik hak prerogatif atas "keberlangsungan" diri kita, makhluk ciptanNya yang semuanya hanya bisa kita dapatkan secara spesial di bulan Ramadhan saja.
Lantas apa yang sebaiknya kita lakukan pasca ditinggalkan bulan Ramadhan?
Seandainya bulan Ramadhan bisa berbicara dan mau memberi pesan untuk kita semua sebelum benar-benar meninggalkan kita semua, saya yakin bulan Ramadhan pasti akan memberi pesan berikut kepada kita semua !
- Jangan lupakan aku (puasa), aku kembali mendatangimu selama 6 hari di bulan Syawal, dua hari setiap minggu (Senin dan Kamis), tiga hari setiap bulan atau ayymul baidh (tanggal 13,14, dan 15 bulan qamariyah), sekali dalam setahun saat (puasa Arafah dan puasa Asyura). Semua agar kau selalu mengingatku, sehingga akupun pasti mengingatmu dan dengan setia akan menunggumu di pintu ar Rayyn, pintu khusus bagi para ahli puasa di surganya Allah SWT.
- Jangan biarkan Alquran hanya menjadi pajangan untuk menghias ruangan dan bersampulkan debu, jadikan Alquran pegangan dan bacaan rutinmu seperti sediakala, ketika aku ada bersamamu.
- Jangan tinggalkan shalat malam! Tetap dirikan secara rutin, jaga kesanggupanmu berapa rakaatpun yang kau mampu, sungguh shalat malam akan semakin mendekatkanmu dengan Raja diraja kita semua.
- Jangan kau tinggalkan amal shaleh dan kebaikan-kebaikan berbalut keikhlasan yang sudah kamu lakukan saat aku ada di sisimu. Apapun dan berapapun yang sanggup kau ikhlaskan, karena Rasulullah SAW bersabda "Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang rutin walaupun itu sedikit." (HR Muslim).
- Khusus untuk kasihku para Muslimah, jagalah kehormatan dan kemuliaanmu seperti yang dituntunkan oleh Allah SWT ! Sempurnakan pakaianmu dan jangan lepaskan lagi jilbabmu, pakailah dia karena Allah SWT, bukan karenaku atau karena yang lain.
- Jadilah kau makhluk yang senantiasa beribadah kepada Allah SWT yang telah menciptakan dan memeliharamu, jangan kau beribadah hanya dibulan Ramadhan saja, karena Allah itu Tuhan di seluruh waktu.
Berkaca dari "pesan" aktual dari si bulan Ramadhan di atas, sepertinya jeda waktu antara kepergian Ramadhan sampai dengan kehadiran bulan Ramadhan berikutnya merupakan waktu yang sangat tepat untuk menguji "label" sebagai pemenang yang kita sandang pasca keluar dari kawah candradimuka Ramadhan sebelumnya.
Kita harus membuktikan pada diri kita dan Allah SWT pemilik jiwa dan raga kita, bahwa label pemenang yang kita dapatkan memang benar-benar layak dikalungkan di leher kita! Bukan label abal-abal yang didapat secara kebetulan, tidak sengaja ataupun didapat dengan cara yang curang!
Caranya!?
Gampang dan sederhana saja! Kita ikuti dengan serius dan sunggguh-sungguh pesan dari si- bulan Ramadhan diatas dan untuk menambah katalisator keseriusan dan kesungguhan kita tersebut, sekaligus agar konsistensi progresnya bisa terstruktur dan termonitor dengan baik, kita bisa menerapkan prinsip kaizen, yang dalam konteks bahasan kita saat ini bisa dimaknai sebagai usaha dan upaya serius, terus menerus dan berkesinambungan untuk menyempurnakan kualitas ibadah secara konsisten.
Jika selama bulan Ramadhan kemarin, kita sudah bisa melakukan puasa selama sebulan penuh, alangkah baiknya jika selanjutnya kita tetap membiasakan diri untuk berpuasa mingguan (Senin-Kamis), bulanan (ayymul baidh tanggal 13,14, dan 15 bulan qamariyah), tahunan (6 hari puasa Syawal, puasa Arafah dan puasa Asyura) atau bagus lagi mengikuti anjuran Rasulullah untuk melaksanakan puasa Nabi Daud.
Begitu, cara sederhana menerapkan prinsip kaizen pada rutinitas ibadah kita kepada Allah SWT, secara perlahan tapi pasti, terstruktur dan konsisten melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Ini juga yang setiap saat ingin saya lakukan pada semua nilai ibadah saya kepada Allah SWT, terlebih di bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah, rahmat, ampunan dan hidayah-Nya ini.
Semoga kita dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun depan dan agar penantian kita selama 314 hari kedepan juga bernilai ibadah, ada baiknya "secara sadar" kita tetap istiqomah menjaga kualitas ibadah kita dan jangan lupa untuk terus meminta pertolongan Allah SWT. Allah Dulu, Allah Lagi dan Allah Terus!
Semoga Bermanfaat.