(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Cara Cepat dan Mujarab Meredakan Sakit Kepala Tanpa Obat
Sejak duduk di bangku kuliah, saya sudah biasa merasakan rasa nyeri dan kaku di bagian tengkuk atau leher belakang. Biasanya, rasa nyeri itu muncul karena saya telat makan, terlalu lama beraktifitas di depan komputer dan rebah-rebahan atau tidur-tiduran tanpa bermaksud untuk tidur.
Uniknya, rasa nyeri ini biasanya secara otomatis juga akan kembali muncul di awal-awal menjalani puasa Ramadhan atau ketika memulai kembali berpuasa sunnah setelah sekian lama tidak berpuasa.
Awalnya saya kebingungan juga! Kok bisa ya, gara-gara telat makan dan rebah-rebahan santai tanpa bermaksud untuk tidur kok bisa bikin tengkuk saya nyeri!
Oya, belakangan baru saya ketahui dari dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, salah satu Para-KOMBATAN alias Anggota Kompasianer Banua Kalimantan Selatan, kalau nyeri tengkuk atau nyeri di leher bagian belakang yang sering saya alami, secara medik termasuk sakit kepala, sama persis seperti keterangan sidin (beliau ; bahasa banjar) pada beberapa artikel yang ditulis di Kompasiana.
Berikut kutipannya, Definisi medis sakit kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada sebagian atau seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke daerah belakang kepala (daerah oksipital dan sebagian daerah tengkuk).
Jika diklasifikasikan, sakit kepala terbagi menjadi sakit kepala primer yaitu sakit itu sendirilah penyakitnya dan sakit kepala sekunder, yaitu nyeri kepala akibat masalah lain yaitu stres, perubahan cuaca, kekurangan oksigen, kekurangan glukosa (gula darah), salah posisi tidur dan lain-lain.
Jawaban Medis Nyeri di Tengkuk/ Leher Belakang
Akhirnya, rasa penasaran saya pada rasa nyeri dan kaku di bagian tengkuk atau leher belakang, karena telat makan, terlalu lama beraktifitas di depan komputer dan rebah-rebahan tanpa bermaksud untuk tidur terjawab secara medis dan memang terbukti benar!
Saya dulu memang pecandu rokok, bahkan setelah saya hitung-hitung ternyata selama 26 tahun saya menjadi perokok aktif. Selain itu saya juga pecandu kopi hitam kental bercitarasa pahit dan sayangnya saya juka punya riwayat sakit maag walaupun nggak kronis-kronis amat...he...he...he!
Berikut, penjelasan dr. Meldy Muzada Elfa, Sp.PD, resiko tinggi sakit kepala di awal-awal menjalani ibadah puasa umumnya merupakan sakit kepala sekunder yang akan menyerang orang dengan riwayat penyakit maag kronis, penderita darah tinggi, penderita paru kronik, perokok aktif dan pecandu kopi apalagi terbiasa bersahur dengan pola yang salah, aktivitas yang berlebihan, stres atau banyak pikiran dan posisi tubuh saat tidur yang salah yang bisa menyebabkan ketegangan pada otot daerah kepala, pelebaran pembuluh darah yang menyentuh saraf, sehingga area sensitif pada kepala distimulus kemudian diproyeksikan ke permukaan dan dirasakan di daerah distribusi saraf yang bersangkutan sehingga terjadilah sakit kepala.
Pada penderita maag kronis, sakit kepalanya terkadang disertai dengan rasa mual dan muntah. Terjadi karena asam lambung meningkat sehingga memicu sakit kepala atau nyeri di bagian tengkuk. Hal ini terjadi salah satunya karena saat sahur tidak mengkonsumsi makanan tinggi serat yang bisa memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga asam lambung tidak cepat meningkat.
Baca Juga : 26 Tahun Merokok, Ini Cara Saya Berhenti dan Bertahan Tidak Merokok Lagi!
Pada perokok aktif, terjadi karena adaptasi kadar nikotin dalam darah sebagai pemicu produksi hormon endorfin (morfin dalam tubuh) yang akan memberikan efek rasa nyaman pada tubuh, yang biasa terstimulasi melalui asap rokok secara rutin dan terjadwal, pada saat memulai berpuasa siklus atau jadwalnya berubah, proses adaptasi terhadap perubahan inilah yang memicu terjadinya sakit kepala atau nyeri pada tengkuk.
Solusinya? Lebih baik berhenti saja merokoknya, seperti saya! He...he...he...
Cara Saya Meredakan Sakit Kepala Tanpa Obat
Jika merasakan rasa nyeri dan kaku di bagian tengkuk atau leher belakang, karena telat makan, terlalu lama beraktifitas di depan komputer dan rebah-rebahan tanpa bermaksud untuk tidur, saya biasa "mengobatinya" dengan meminum teh panas atau susu panas (tergantung mana yang paling ingin diminum) dan juga makan makanan berkuah kaldu yang panas kesukaan saya, seperti bakso, soto, cap cay kuah, sop ayam dll.
Biasanya, dengan cara ini sakit kepala atau rasa nyeri dan kaku di bagian tengkuk saya bisa berkurang dan berangsur-angsur sembuh. Tapi, jika solusi asupan serba panas tersebut belum efektif meredakan sakitnya, saya akan melanjutkan dengan beberapa aktifitas berikut,
1. Relaksasi Es Batu
Caranya, dengan meletakkan sekantung es batu dalam kantong di bagian tengkuk yang nyeri sambil memberi sedikit tekanan sekitar 15 menit (atau sesuai kebutuhan). Cara ini paling efektif untuk nyeri akut yang melibatkan pembengkakan karena membantu mengurangi aliran darah dengan menyempitkan pembuluh darah.
2. Relaksasi Pijatan dan Acupressure
Ada 2 (dua) titik atau spot acupressure yang biasa saya tekan untuk relaksasi yaitu titik di bagian belakang kepala dibawah rambut atau pangkal tengkorak, di sebelah luar kanan kiri otot besar yang dikenal dengan Tian Zhu Points dan titik di bagian punggung tangan, di antara pangkal tulang ibu jari dan jari telunjuk, yang dikenal sebagai He Gu Points.
Baca Juga: Ramadan 2020 | Sehat, Selamat, dan Memberi Manfaat
Masing-masing pijatan atau tekanan pada titik-titik diatas, selain bermanfaat untuk relaksasi pada otot leher, mengurangi otot kejang, membantu menghilangkan endapan garam di leher dan memberikan kenyamanan, juga bisa membantu meringankan hidung tersumbat, ketegangan otot mata, sakit kepala, bahkan juga migrain dan juga mengurangi sakit punggung serta sakit gigi.
3. Relaksasi Senam Peregangan Leher
Relaksasi senam leher ala senam SKJ jaman sekolah ini tidak hanya bermanfaat untuk meredakan sakit nyeri leher saja, tapi juga membantu memperkuat otot leher. Begini caranya,
Pertama, putar leher dengan cara menggerakan kepala memutar.
Kedua, gerakkan kepala ke sisi kiri dan ke kanan sejauh mungkin secara bergantian.
Ketiga, gerakkan leher ke depan dan ke belakang secara bergantian.
Agar prosesnya tertib, teratur dan berimbang, setiap gerakan berikan porsi hitungan yang sama bisa 3, 4 atau sesuai kebutuhan.
Semoga bermanfaat!
Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!