Kartika E.H.
Kartika E.H. Wiraswasta

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kisah Demam Harga, Anomali Sayur "Carter" Pesawat dan Ikan Haruan Seharga Daging Sapi

29 April 2020   13:59 Diperbarui: 29 April 2020   14:21 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Demam Harga, Anomali Sayur "Carter" Pesawat dan Ikan Haruan Seharga Daging Sapi
Ragam Beras Lokal Banjar | @kaekaha

Setiap menjelang bulan Ramadhan tiba, jamak terjadi di seluruh pelosok nusantara mengalami yang namanya "demam harga" yang ditandai dengan naiknya harga-harga semua komoditas perdagangan, terutama harga bahan pokok atau kita kenal dengan sembako. Begitu juga di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin.

Bedanya, karena Ramadhan tahun 2020 ini bersamaan dengan diberlakukannya berbagai kebijakan kedaruratan oleh pemerintah akibat pandemi covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia yang mengharuskan masyarakat stay at home alias beraktifitas dari rumah, mau tidak mau, suka tidak suka, bisa tidak bisa memang membawa banyak konsekuensi di berbagai bidang, termasuk salah satunya fakta kenaikan harga beberapa bahan pokok yang tidak terelakkan.

Baca Juga :  Ramadan 2020 |  Sehat, Selamat, dan Memberi Manfaat

Beruntungnya, meskipun sejak hari pertama bulan Ramadhan yang jatuh pada tanggal 24 April 2020, Kota 1000 Sungai, Banjarmasin secara resmi memberlakukan PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar guna mengendalikan penyebaran covid-19, berkat kesigapan koordinatif dan juga kerja sama yang baik antar lembaga serta berbagai pihak yang berkepentingan untuk mengantisipasi dampaknya secara langsung, menjadikan fluktuasi harga-harga komoditas pangan di pasar terlihat masih dalam batas kemampuan warga secara umum. 

Mungkin, ini juga ada hubungannya dengan kearifan lokal tradisi pangan Urang BANJAR yang  relatif "mandiri", dimana kebutuhan pokok untuk konsumsi sehari-hari juga relatif bisa dipenuhi oleh produksi  lokal, bahkan faktanya untuk beberapa komoditi seperti beras Banjar dalam beberapa tahun terakhir tetap limpuar (surplus ; bahasa Banjar). 

Penjual Bawang Merah di Pasar Harum Manis | @kaekaha
Penjual Bawang Merah di Pasar Harum Manis | @kaekaha

Tapi tunggu dulu! Ada beberapa fenomena unik terkait fluktuasi harga pangan di Kota 1000 Sungai yang sepertinya hanya ada dan terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah saja yang sepertinya perlu juga diketahui masyarakat nusantara!

Salah satunya yang paling sering menyita perhatian adalah kebutuhan komoditas sayur-sayuran gunung yang selama ini sebagian besar masih didatangkan dari Pulau Jawa. 

Seiring dengan semakin besarnya kebutuhan terhadap sayur-sayuran gunung, seperti wortel, kubis, kentang, bawang merah, bawang putih dll, akibat akulturasi budaya dengan para pendatang dan juga karena semakin mudahnya akses sumber informasi masal, menyebabkan ketergantungan pengiriman dari Pulau Jawa semakin akut! Akibatnya, harga dari berbagai jenis sayur gunung ini sering tidak terkontrol.

Setiap pengiriman jalur laut terhenti atau setidaknya jadwalnya tidak stabil karena berbagai sebab, umumnya yang paling sering adalah karena cuaca buruk berupa  gelombang tinggi di laut Jawa, maka tidak ada pasokan sayur-sayuran gunung ke Banjarmasin dan Kalimantan Selatan, bahkan juga ke sebagian Kalimantan Tengah. Akibatnya harga sayur-sayuran gunung otomatis meroket selangit. Itupun barangnya tidak ada!                                                

Baca Juga :  Cara Cepat dan Mujarab Meredakan Sakit Kepala Tanpa Obat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun