(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Tradisi Badadamaran dan Tanglong, "Penunjuk Jalan" Menuju Malam 1000 Bulan
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan”.
(Al-Qadar : 1-3)
Malam lailatul Qadar atau ada yang menyebutnya sebagai malam 1000 bulan, diyakini seluruh umat Islam (sekali lagi umat Islam ya bukan umat muslim! Keduanya sangat berbeda. Untuk mengetahui perbedaanya silakan klik disini) sebagai malam kemulian, yaitu malam yang dijanjikan oleh Allah SWT sebagai waktu paling istimewa bagi umat Islam, karena kemuliannya lebih baik dari 1000 bulan.
Maknanya, siapapun muslim yang "mendapatkan" malam lailatul qadar dalam aktifitas itikaf-nya, beribadah mengingat Allah di dalam rumah-rumah Allah SWT, maka pahala Allah SWT untuknya lebih baik dari pahala ibadahnya muslim yang beribadah terus menerus selama 1000 bulan atau sekitar 8 tahun 4 bulan di waktu-waktu biasa. Luar biasa bukan?
Baca Juga : Meluruskan Kekeliruan Massal "Umat Muslim"
Begitulah, diskripsi paling mudah untuk menjelaskan malam lailatul qadar atau malam 1000 bulan yang menurut sejarahnya merupakan "bonus alias kompensasi" bagi umat Rasulullah SAW yang umurnya pendek jika dibandingkan dengan umat terdahulu.
Malam 1000 bulan Bonus alias kompensasi untuk umat Islam? Kenapa parameternya 1000 bulan saja? Kenapa nggak 2000 atau 3000 sekalian gitu?
Alhamdulillah, tradisi badadamaran yang menerangi jalanan di kampung-kampung dahulu terasa juga sekarang manfaatnya! Cahaya dadamaran telah membantu para perindu sunnah Rasulullah pada jaman itu tetap berangkat mengikuti beragam kajian di masigit yang salah satunya tentu terkait latar belakang diturunkanya malam 1000 bulan, hingga ilmunya sampai kepada kita yang hidup beberapa dekade kemudian.
Dikisahkan dari Ahmad Ibnu Abi Bakar Azzuhri, mengatakan dari Malik telah sampai kepadanya bahwa suatu hari Rasulullah SAW diperlihatkan panjangnya usia kalangan umat terdahulu, karenanya Rasulullah SAW merasa resah mengetahui usia rata-rata umatnya sangat pendek, hingga Rasulullah SAW merasa khawatir amal saleh umatnya tidak dapat mencapai tingkatan generasi sebelumnya. Menjawab keresahan Rasulullah, Allah SWT langsung memberi kompensasi pendeknya umur umat Rasulullah dengan Lailatul Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan.
Maknanya, Lailatul Qadar atau malam 1000 bulan yang hanya dikhususkan bagi umat Rasulullah SAW ini merupakan bukti kasih sayang Allah SWT kepada umatnya Rasulullah.
Suasana turunnya Lailatul Qadar diabadikan Allah SWT pada QS Al-Fajr : 4-5, dimana disebutkan "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar". Sungguh, di malam kemuliaan itu, banyak sekali malaikat yang turun (ke muka bumi), bersamaan dengan turunnya berkah dan rahmat dari Allah SWT.