(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Wadai Ipau, "Pemersatu Tulang Berserak" Saat Lebaran
Pernah mendengar nama "wadai ipau"?
Yah, wadai merupakan sebutan masyarakat Suku Banjar alias Urang Banjar di Kalimantan Selatan untuk kue. Kue apa saja, bisa kue basah, kue kering atau apa saja selama itu masih disebut sebagai kue, maka sebutannya dalam Bahasa Banjar adalah wadai.
Khusus untuk wadai ipau, kue yang satu ini memang sangat unik! Cita rasanya yang dianggap anomali dari tradisi kuliner khas Banjar lainnya yang pada umumnya bercitarasa manis legit, maka wadai ipau yang menjadi buruan Urang Banjar selama bulan Ramadan dan juga saat lebaran ini justeru bercitarasa gurih-asin dan pedas, tentu jika ditambahkan dengan saus pedas saat menikmatinya!
Secara umum, dikenal ada dua jenis wadai ipau, yaitu wadai ipau karing dan wadai ipau siram santan. Untuk wadai ipau karing (kering: Bahasa Banjar) biasanya penyajiannya lebih simple dan sederhana, disajikan dengan bawang goreng dan abon. Sedangkan wadai ipau siram santan, ditambah dengan siraman saus santan yang dicampur dengan susu, taburan daun seledri atau daun Sop dan bawang goreng.
Baca Juga: Sedapnya "Lempeng Mie Karih Daging" Khas Urang Banjar, Mau?
Umumnya, wadai ipau bentuknya bulat berlapis-lapis seperti lempeng yang ditumpuk-tumpuk. Di antara tumpukan lempeng-lempeng itulah ada isian berupa telur, wortel, bawang bombay, sayur, kentang dan daging yang kesemuanya dimasak dalam loyang yang disumab atau di kukus dengan bumbu-bumbu tradisional dengan aroma rempah khas perpaduan kuliner Banjar-Arab yang cukup kuat.
Memang, wadai ipau yang tumbuh dan berkembang di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas ini, memang lebih dikenal sebagai kuliner tradisional khas Kampung Antasan Kecil Barat alias kampung Arab di Banjarmasin yang sejak dulu secara turun-temurun juga dikenal dengan beragam olahan daging kambingnya yang termasyhur!
Uniknya, meskipun dikenal sebagai kuliner Arab dari kampung Arab di Banjarmasin, tapi konon tidak ada satupun bentuk kuliner asli dari Arab yang bisa dijadikan referensi rujukan asal-usul wadai ipau ini. Begitu juga dengan misteri nama "ipau"-nya sendiri yang sudah begitu melekat. Belum ada yang mengenali, dari mana asal-usul nama tersebut!? Unik bukan?
Baca Juga: "Es Bilungka Batu" Sang Legenda Buka Puasa di Banua