(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Big Surprise! Ini Rasanya Bukber Sama Teman Lama di Perantauan
Anda percaya dengan peribasa dunia tak selebar daun kelor?
Sejak sering mendapatkan tugas kerja ke Pulau Kalimantan, hingga sekarang menetap di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! sejak lebih dari 2 dekade silam, saya jadi berkesempatan berkunjung dan singgah di banyak kota di seluruh pelosok bumi Borneo, tidak terkecuali di saat bulan Ramadan, bahkan saat lebaran.
Mungkin karena dasarnya saya suka travelling dan kebetulan saat itu masih bujang, jadi saya merasa enjoy saja menikmati pekerjaan yang mengharuskan saya berkeliling Kalimantan yang kelak meninggalkan banyak jejak cerita, baik suka dan duka, juga heroik dan melankolik, terutama saat Ramadan dan lebaran tiba.
Salah satu "genre cerita" yang tidak akan pernah saya lupakan adalah momentum tidak sengaja beberapa kali bertemu dengan teman lama, baik teman sekampung, teman sekolah, teman kuliah, bahkan juga "mantan" di tanah rantau, seberang lautan yang jauh dari kampung halaman.
Di salah satu SPBU di Kota Tepian, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, saat itu saya baru saja selesai membayar bensin untuk mobil dinas yang saya pakai sehari-hari selama bertugas, ketika tiba-tiba seseorang dari mobil sebelah menyapa saya.
Percaya nggak percaya, dia ternyata Budi, teman satu kos-kosan sekaligus teman sekelas waktu kuliah dulu di Kota Tembakau di ujung timur Pulau Jawa dan kami sudah 20 tahunan lebih nggak pernah ketemu dan kehilangan kontak!
Ternyata dia sudah menjadi warga Kota Tepian, Samarinda dan berkarir di salah satu perbankan milik negara. Masha Allah, tahukah anda bagaimana rasanya pertemuan tak terduga ini!?
Karena saat itu sudah menjelang adzan Magrib sekaligus waktu berbuka, akhirnya kami memutuskan untuk menuju ke Masjid Al Khairiyah di ujung jalan KH. Aboel Hasan, selain dekat dengan tempat saya menginap, setelahnya kami juga bermaksud bukber bersama di rumah makan Surabaya, langganan saya yang lokasinya hanya beberapa meter dari masjid.
Sebenarnya sih, Budi mengajak saya untuk bukber bersama keluarga kecilnya di rumah, tapi karena agak jauh maka saya sarankan untuk bukber di rumah makan Surabaya saja, apalagi capcay kuah yang menjadi menu andalan rumah makan Jawa Timuran ini, merupakan menu favorit kami berdua sejak dulu.
Sungguh saya benar-benar tidak menyangka di pertemukan Allah SWT dengan Budi di Samarinda yang sangat jauh dari Kota Tembakau titik pertama kami bertemu, apalagi dari kampung kami masing-masing, di saat Ramadan pula!