(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id
Membedah Warna-warni Musik Religi Indonesia dari Masa ke Masa
Bulan Ramadan sebagai bulan suci yang istimewa dalam kalender umat Islam di seluruh dunia, selalu melahirkan tradisi unik dan khas yang menunjukkan ghirah atau semangat masyarakat muslim dalam menyambut dan menyemarakkan syiar keistimewaan bulan ke-9 dalam kalender hijriah ini.
Salah satunya adalah dengan lahirnya seni musik yang dianggap senafas dengan tematik keIslaman yang kelak kita mengenalnya sebagai musik religi.
Lagu dengan syair religi pertama yang tercatat pernah populer di Indonesia adalah lagu bernuansa Melayu berjudul Keagungan Tuhan, gubahan Alm. Abdul Malik Buzaid atau lebih dikenal sebagai A Malik Bz, komposer Orkes Melayu Sinar Kemala Surabaya.
Lagu religi legendaris ini pertama kali dipopulerkan oleh penyanyi lagu-lagu Melayu legendaris dari Surabaya, Alm. Ida Laila pada tahun 1966 dan setelahnya banyak penyanyi yang merilis ulang lagu ini, sebut saja Titiek Sandhora (1969), Sam D'lloyd (1974), Muchsin Alatas (1970-an), Rita Sugiarto (1980), dan Puput Novel (1980).
Sampai Imam S. Arifin, Ikke Nurjannah, Rita Effendi, Gigi, bahkan juga dinyanyikan dalam genre nasyid oleh KH. Arifin Ilham (2004) dan Imad Rami, penyanyi asal Suriah.
Periode berikutnya lahir tren musik yang dilabeli sebagai qasidah, sebuah nama sekaligus "genre" yang merujuk pada tradisi bersyair atau berpuisi masyarakat Arab yang berisi nasihat-nasihat yang selaras dengan dakwah Islami.
Kelompok Bimbo dan Koes Plus sejauh ini tercatat sebagai dua ikon musik Indonesia yang pertama mempopulerkan secara profesional genre musik ini lewat album qasidahnya masing-masing yang sama-sama rilis tahun 1974, yaitu Irama Qasidah-Iin dan Bimbo dan Qasidah Volume 1 -- Koes plus.
Luar biasanya, di album ini keduanya sama-sama melahirkan hits sepanjang masa yang sampai saat ini masih sering terdengar di dengar masyarakat Indonesia.
Jika Koes Plus terabadikan lewat lagu berbahasa Jawa, "Zaman Wes Akhir" yang melegenda hingga pernah di rilis ulang oleh Kyai Kanjeng-nya Emha Ainun Nadjib pada akhir era 90-an, maka Bimbo menelurkan lebih banyak lagi evergreen si album ini. Sebut saja lagu Tuhan, Ada Anak Bertanya pada Bapaknya dan Rindu kami padaMu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya