kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Membedah Mantra "Bulikakan ka Wadahnya" dalam Tradisi Basasimpun ala Urang Banjar

6 April 2024   23:15 Diperbarui: 6 April 2024   23:21 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membedah Mantra "Bulikakan ka Wadahnya" dalam Tradisi Basasimpun ala Urang Banjar
Merapikan Tumpukan Sarung | @kaekaha

"Bulikakan ka Wadahnya" atau kalau dalam bahasa Indonesia, "mantra" ini bisa dimaknai sebagai "kembalikan ke tempat semula" atau bisa juga menjadi versi serupa tapi tak samanya "kembalikan seperti semula", merupakan mantra warisan dari keluarga istri yang secara ketat masih terus diamalkan sampai detik ini.

Kalau diperhatikan sungguh-sungguh, "mantra" ini sebenarnya tidak jauh beda dengan teori-teori yang diajarkan dalam housekeeping management modern yang biasanya diajarkan di kelas-kelas mewah dan mahal.

"Mantra" dalam wujud sebuah frasa diatas, aktual dimanfaatkan untuk "mengingatkan" sekaligus melatih tanggung jawab para pengakses "ruang publik berikut kelengkapannya" agar ikut peduli dan bertanggungjawab atas kenyamanan, kelengkapan dan kemungkinan juga keamanan fasilitas "ruang publik" dimaksud.

Mantra ini berlaku untuk semua barang atau benda yang karena keperluan atau kebutuhan kita, harus kita pindahkan tempatnya dan setelah selesai, maka wajib kita kembalikan ke tempat asal atau juga ke bentuk awal. Sekali lagi hukumnya wajib!

Contoh penerapan frasa "Kembalikan ke Tempat Semula" dalam internal keluarga antara lain, seperti mengembalikan sepatu yang baru saja dipakai ke rak sepatu asalnya.

Begitu juga setelah sendok makan, gelas, piring, mangkok dan peralatan makan juga dapur lainnya setelah dicuci, segera kembalikan ke tempat asal yang telah ditentukan.

Termasuk juga setelah kita memakai alat-alat bantu seperti gunting, cutter, penghapus, rautan, penggaris, termasuk lem kertas. Setelah selesai dipakai, "wajib" langsung dikembalikan ke tempat asalnya.  

Atau mungkin mengembalikan remote AC ataupun remote televisi ke tempat asalnya setelah selesai memakainya.

Sedangkan untuk frasa "Kembalikan Seperti Semula", bisa kita temukan di ruang-ruang ibadah, seperti setelah memakai mukena dan sajadah atau mungkin memakai sarung dan kopiah untuk shalat, termasuk juga setelah membaca mushaf Alquran.

Setelah selesai, semua perlengkapan sholat tersebut wajib dilipat seperti semula dan dikembalikan ke tempat asalnya masing-masing, sesaat setelahnya dan tidak boleh ditunda-tunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun