kaekaha
kaekaha Wiraswasta

(Mantan) Musisi, (mantan) penyiar radio dan (mantan) perokok berat yang juga penyintas kelainan buta warna parsial ini, penikmat budaya nusantara, buku cerita, sepakbola, kopi nashittel, serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mindfull Eating untuk Ramadan dan Kehidupan yang Sehat Penuh Berkah

10 Maret 2025   22:50 Diperbarui: 10 Maret 2025   23:16 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mindfull Eating untuk Ramadan dan Kehidupan yang Sehat Penuh Berkah
Menu Buka Bersa di Masjid Cerminan Mindfull Eating | @kaekaha

Mindfull Eating untuk Ramadan dan Kehidupan

Merujuk pada dalil QS. Al A'raf ayat 31 dan hadits HR Abū Dāwūd dan Ahmad diatas yang secara tersurat menyebut larangan untuk makan dan minum secara berlebihan, jelas memperlihatkan adanya benang merah antara konsep atau adab makan dala Islam dengan konsep mindfull eating yang secara tafsir sama-sama tidak berlabuh pada anjuran atau bahkan larangan terhadap segala sesuatu yang berlebihan yang semuanya akan bermuara pada kesehatan dan keberkahan.

Baca Juga Yuk! Berusaha Melazimkan Setiap Detik Waktu Kita Bernilai Ibadah

Dalam keadaan berpuasa, organ pecernaan kita akan beristirahat selama sekitar 13 jam. Ini sangat bermanfaat memberi waktu pada sistem pencernaan untuk beristirahat, sehingga dapat mengurangi risiko atau menyembuhkan masalah kesehatan pada pencernaan. 

Itu artinya,  peduli dengan memperhatikan secara cermat kualitas dan kuantitas asupan yang kita konsumsi saat sahur dan berbuka puasa akan bermanfaat pada terpenuhinya semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, meskipun sistem pencernaan sedang istirahat, sehingga stabilitas daya tahan tubuh selama menjalankan ibadah puasa terjaga. Di sinilah kita membutuhkan mindfull eating!

Ketika berbuka puasa, selayaknya sebuah sistem yang terdiri dari banyak perangkat yang saling terkoneksi, sistem pencarnaan juga memerlukan "pemanasan mesin" dulu sebelum bisa tancap gas secara sempurna. Disinilah mindfull eating akan membantu kita! Dengan kesadaran penuh, kita akan menyadari waktu terbaik organ pencernaan harus "dipanasi" dulu dengan asupan ringan yang kuantitas dan kualitas yang cukup dan memadai, begitu juga kapan waktunya bisa dipacu untuk makan berat sesuai kebutuhan tidak berlebihan.

Dalam fikih berbuka puasa kita, kita dusunahkan untuk menyegerakannya, ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba-hambanya, begitu juga waktu makan sahur yang disunnahkan untuk dilakukan di akhir waktu. Luar biasanya, kedua aktifitas ini juga berpahala di hadapanNya! Cantik bukan "cara kerja"  Allah SWT! 

Salah satu adab penting makan dan minum dalam Islam adalah dilakukan dengan duduk. Hal ini bertujuan agar proses makan kita berjalan dengan baik, nyaman dan tidak terburu-buru. 

Buka Puasa Bersama di Masjid yang Penuh Berkah | @kaekaha
Buka Puasa Bersama di Masjid yang Penuh Berkah | @kaekaha

Disini, sains membuktikan kebenaran dari hadits Rasulullah SAW, bahwa idealnya makanan harus di kunyah setidaknya 32 kali sebelum ditelan yang berkesesuaian dengan hadits Rasullullah SAW berikut, "Tidak tergesa-gesa/ketenangan datangnya dari Allâh, sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan (HR. Abu Ya’la dan Al Baihaqi)" dan hadits "Jika seorang dari kalian sedang makan, maka jangan tergesa-gesa sampai dia menuntaskan makannya, meskipun iqâmah telah dikumandangkan (HR. al-Bukhâri, no. 673)".

Hikmahnya, Allah SWT melalui RasulNya Nabi muhammad SAW menuntun kita agar makan secara pelan-pelan tidak terburu-buru, selain membantu organ pencernaan bekerja lebih optimal dan tidak terlalu berat, pastinya juga lebih sehat, karena enzim dalam air liur punya cukup waktu untuk memproses makanan sebelum masuk ke lambung, sehingga tubuh lebih mudah menyerap nutrisi.

Sedangkan dari sisi mindfull eating, makan perlahan akan membantu kita lebih sadar dan peka untuk menangkap sinyal rasa lapar dan kenyang, karena otak punya cukup waktu untuk bekerja memberi sinyal bahwa perut yang sedang kosong maupun ketika sudah cukup terisi, sehingga mencegah kita dari kebiasaan makan berlebihan terutama saat berbuka.

Baca Juga Yuk! Segera Mulai, Sebesar Apapun Langkah untuk Meraih Dunia dan Akhirat

Satu lagi! Aktifitas bersahur dan berbuka puasa selain termasuk ibadah yang berpahala, sebenarnya juga menjadi salah satu manifestasi dari rasa syukur kita terhadap rezeki dari Allah SWT. Dengan makan atau minum perlahan, kita akan lebih mudah merasakan nikmatnya sesuap nasi atau seteguk air setelah seharian berpuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

15 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 2
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 13 
16 Mar 2025
Agar Bukber Lebih Bermakna
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 14
17 Mar 2025
Berbagi Berkah Ramadan
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 15
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun