Jangan Khawatir Kurus atau Gemuk, Nikmati Aja Puasa Kita
Apalagi jika kita melakukan taraweh dengan 20 rakaat seperti yang dilakukan saudara-saudara kita kaum Nahdliyin. Sebisa mungkin kita melakukannya dengan khusuk dan tumaninah (rileks). Tidak berat kok, waktu yang dibutuhkan untuk itu hanya 30 sampai 45 menit saja. Jauh lebih pendek dari sinetron ikatan cinta yang durasinya bisa 90 menit sekali tayang.
Selesai itu kita masih bisa menyantap kudapan lain yang tersedia. Tak perlu sampai harus memusuhi puding, sop buah atau kolak pisang. Nikmati saja. Namun jangan lupa, tetap tidak berlebihan.
Mungkin kita tak pernah menyadari bahwa ketika kita menyantap sop buah, kolak pisang atau apapun yang kita beli dari penjual makanan dan minuman takjil, para penjual itu berucap doa untuk kita. Mereka umumnya para pedagang dadakan yang hanya berjualan di bulan Ramadhan.
Mereka mengais rejeki dari berkah bulan Ramadhan untuk bekal menyiapkan makanan berbuka untuk keluarga sederhana mereka. Mereka berjuang hari itu untuk makan hari itu.
Meski tidak terucap, kegembiraan mereka saat melayani pembelian kita adalah doa untuk kita, bahkan bisa jadi merupakan doa terbaik untuk kita. Jadi tetaplah beli jualan mereka selama kita meyakini yang mereka jual memenuhi kaidah hygiene dan halalan toyiban (sehat, halal, dan bermanfaat).
Tuntas menikmati kudapan, kita bisa mulai membaca Al Qur'an barang satu ain, satu ruku atau satu juz. Selesai ini kita bisa bersiap untuk istirahat. Istirahat lebih awal akan baik untuk kita. Kita bisa bangun dengan segar menjelang waktu makan saur. Bagi penghobi kopi, jangan takut. Nikmati saja (jangan lupa dahului dengan segelas air putih).
Secangkir kopi hangat akan membuat badan kita terasa fresh. Yang tidak biasa minum kopi tidak perlu ikut-ikutan, bisa yang lain. Susu, coklat panas atau wedang jahe boleh juga. Kita sebaiknya mengakhirkan makan sahur (beberapa menit menjelang awal waktu puasa). Banyak manfaat dari tuntunan (anjuran) mengakhirkan makan sahur.
Waktu makan sahur adalah bagian dari waktu sepertiga malam, salah satu waktu ijabah bagi doa-doa kita. Sebelum makan sahur kita bisa mengerjakan sholat tahajud dan witir, juga sholat-sholat sunat lainnya yang lebih utama dikerjakan di malam hari. Tidak lebih dari 15 menit waktu yang kita butuhkan untuk mengerjakan sholat tahajud dan witir dengan tumaninah.
Manfaat kedua dari mengakhirkan makan sahur adalah terhindar dari membuat durasi waktu puasa menjadi lebih panjang. Manfaat lain adalah terhindar dari telat mengerjakan sholat subuh. Jika kita makan sahur lebih awal (masih cukup lama sampai waktu sholat subuh tiba), kecenderungan kita adalah mengalami rasa kantuk bahkan tertidur.
Sebaliknya jika makan sahur di akhir waktu, kita bisa langsung mengerjakan sholat shubuh. Jangan lupa dahului dengan sholat sunat qobla subuh dan berdoa memohon kemudahan rejeki. Waktu antara sholat sunat qobla dengan iqomah adalah salah satu waktu ijabah untuk doa, dan di subuh doa yang paling dianjurkan adalah kemudahan rejeki.
Setelah sholat subuh yang diakhiri dengan dzikir dan doa, sebisa mungkin kita membaca Al Qur'an. Ini tidak harus menyita banyak waktu. Bagi saya yang masih membaca Al Qur'an dengan terbata-bata (belum lancar), membaca Surah Ar Rahman dan Al Waqi'an serta satu ruku ayat-ayat lain, selesai tidak lebih dari 15 menit. Anda yang sudah lancar tentu lebih cepat lagi.