Bukber yang Dirindukan
Buka bareng (Bukber) di saat ramadan sepertinya telah menjadi budaya. Eh, bukankah makan bersama memang sudah menjadi budaya bangsa yang ber berciri komunal yang sangat kental dengan nuansa magis religius sejak zaman dulu?. Sebut saja tradisi Ngariung di Tanah Sunda, Megibung di Bali, Bajamba di ranah Minang, Bagawa di Belitung, Baseprah di Kutai, Bancaan di Tanah Jawa yang kebiasaan ini juga dibawa oleh keturunan Jawa yang bermigrasi di belahan bumi Nuswantara.
Menikmati rasa yang sama dalam hidangan besar lalu kenyang bersama, memunculkan sebuah rasa bahagia yang memang sulit dilukiskan oleh orang-orang yang tidak pernah merasakannya.
Terlebih sebelumnya kita pun merasa senasib sepenanggungan menahan rasa lapar dan dahaga seharian, lalu makan besar bersama orang-orang terkasih, dimana kita tidak perlu repot menyiapkan dan membereskan sendiri rasanya itu sungguh luar biasa.
Ajang Silaturahim Kolega, Saudara dan Teman
Pernah gak sih kalian menghitung intensitas pertemuan dengan temanmu meski berdomisili di satu kota yang sama bahkan satu kompleks perumahan. Rutinitas padat sehari-hari pun terkadang menyulitkan menemukan waktu yang pas untuk sekadar bertemu ngobrol santai. Bahkan untuk bertandang ke rumahnya sekalipun.
Di saat bulan ramadan, jarang sekali kantor yang melemburkan karyawannya hingga malam hari. Umumnya, semua orang punya waktu yang sama untuk berjumpa. Jadi gak heran jika waktu buka dipergunakan untuk reuni dengan teman-teman lama.
Apalagi bulan ramadan menjelang idul fitri biasanya para perantau mudik ke kota asal masing-masing. Buka bareng menjadi pilihan untuk melepas rasa kangen, mengenang kekocakan dan kekonyolan masa sekolah, yang kadang-kadang bikin lupa umur.
Pandemi Covid-19 dan Bukber
Dengan status pandemi covid 19 di tahun 2020,demi keamanan bersama kegiatan bukber pun dilarang untuk mengurangi kerumunan dan meminimalisir pennyebaran virus covid 19.
Meski tahun ini telah ada sedikit pelonggaran dari pemerintah, kegiatan buka bareng telah diperbolehkan. Namun wajib mematuhi protokol kesehatan, memastikan hanya boleh diisi 50 % kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan.
Tidak heran saat ini telah banyak restoran, rumah makan dan hotel-hotel menawarkan paket iftar. Termasuk hotel-hotel di Palembang, meski berada di zona merah. Tahun lalu,sebagai zona merah Palembang melarang seluruh hotel melakukan kegiatan buka bareng. Tentu saja kondisi demikian menghantam industri ini.