Kartika Kariono
Kartika Kariono Pengacara

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Elegi Perang Sarung

2 April 2023   18:48 Diperbarui: 2 April 2023   18:56 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elegi Perang Sarung
Sarung (Sumber: Shutterstock/Ikhsan Rosyadi)

Pesan ini cukup masif dengan sebelaran dan flyer, bahkan sampai di media-media sosial, dan media mainstream seperti kompas.com.

Dalam ingatan saya perang sarung adalah permainan asyik dan menyenangkan. sepulang shalat tarawih atau shalat subuh berjamaah di masjid.

Perang sarung hanya namanya saja "perang", tetapi pada dasarnya justru meningkatkan kesolidan antar teman sebaya. Tanpa dendam, rame-rame hanya untuk seru-seruan. Suara riuh reda saling sahut dengan sabetan sarung yang sama sekali tidak ada tujuan untuk melukai dan menyakiti.

Tujuannya hanya keseruan kebersamaan, dan itu yang diingat 

Bahkan membuat simpul keras di ujung sarung pun setahuku tidak diperkenankan. Area pukulan juga di bagian badan ke bawah. Tidak boleh dengan sengaja menyerang ke wajah, yang dapat berisiko menyabet ke wajah.

Setahuku jika anak yang berani curang atau pun terlalu baper dan pendendam akan sulit diajak bermain perang sarung lagi.

Pergeseran Perang Sarung Menjadi Juvenile Delinquency

Namun fenomena perang sarung ternyata menjadi sangat berubah. Perang sarung hanya menjadi kedok untuk tindak kekerasan yang dilakukan bersama-sama oleh para remaja.

Kejadian ini tidak hanya terjadi di Palembang.Jika kita browsing, fenomena ini terjadi di banyak kota di Indonesia. Menjadi semacam Juvenile Delinquency, atau di Indonesia dikenal dengan kenakalan remaja.

Kenakalan remaja yang dimaksud di sini adalah penyimpangan pada norma-norma hukum pidana yang dilakukan remaja.

Dalam buku Kenakalan Remaja, Kartini Kartono mengungkapkan bahwa kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun