(الله سبحانه وتعالى) (اللهم صل على سيدنا محمد و على ال سيدنا محمد) (Q.S Adz-Dzāriyāt [ 51 ] : 56) (Q.S Al-'Ankabūt [ 29 ] : 56-59)
Puasa Berujung Sia-sia
KARTINI- Puasa hanya diidentikan untuk menahan lapar dan haus. Sudah menjadi tradisi di masyarakat, dan harus segera diperbaiki. Karena, telah menyimpang. Kali ini penulis akan menjelaskan apa saja hal-hal yang menjadikan puasa berujung sia-sia. Karena, tidak mendapatkan pahala dari Allah.
Simak, berikut penjelasannya:
Puasa itu sendiri bertujuan untuk menutupi pintu maksiat dan dapat mendekatkan diri kepada Allah. Sebagaimana seorang ulama pernah menyampaikan: Bahwa puasa yang diiringi dengan melakukan maksiat, maka puasanya tidak diterima oleh Allah. Karena, puasa itu untuk menutupi maksiat bukan membuka pintu maksiat.
Pernah mendengar, bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah? Disampaikan oleh seorang ulama bahwa ini hadits palsu.
Karena, pada saat berpuasa harus melakukan berbagai macam kebaikan-kebaikan dan tidak hanya dihabiskan untuk tidur seharian. Sehingga, berpotensi dapat menyia-nyiakan waktu.
Berikut, hal-hal yang menjadikan puasa berujung sia-sia:
1. Terlalu banyak tidur
Sehingga tidak ada amalan kebaikan yang dikerjakan nya. Misalkan, tidur setelah sahur dan tidur di sepanjang hari.
2. Tetap melakukan maksiat
Padahal puasa itu tujuannya agar menutupi pintu maksiat.
3. Hanya sebatas menahan lapar dan haus
Tidak diiringi dengan menahan diri untuk tidak berbuat maksiat.
4. Bermalas-malasan
Tidak menjalankan sholat fardhu, tidak menjalankan sholat tarawih, tidak membaca Al-Quran, dan tidak melakukan kebaikan-kebaikan.
5. Hanya bersemangat untuk mencari menu makanan dan minuman sebagai persiapan berbuka puasa
Sehingga cenderung sebatas nafsu, berlebih-lebihan, berujung tidak sholat maghrib, juga tidak sholat isya dan tarawih.
6. Hanya menahan diri dari maksiat saat berpuasa
Tetapi setelah berbuka puasa sampai sahur dengan santainya melakukan maksiat.
7. Hanya semangat untuk mencari baju persiapan lebaran
Sebenarnya, yang harus diperbaiki juga dipersiapkan adalah ibadah dan hati. Kemudian, hal terpenting bagaimana agar tetap konsisten melakukan kebaikan setelah bulan suci ramadhan.
8. Perspektif yang salah, karena berpikir bahwa menjadi baik itu disaat bulan suci ramadhan.
Padahal, sebagaimana seorang ulama berkata bahwa: berpuasa di bulan suci ramadhan tidak hanya menahan diri pada saat itu saja tetapi bagaimana menjaga dengan tetap menahan diri dan konsisten setelah bulan suci ramadhan.
Beberapa hal di atas dapat menjadikan puasa yang dijalankan itu sia-sia. Selain tidak mendapatkan pahala, bisa berujung tidak mendapatkan rahmat Allah, tidak mendapatkan ampunan Allah, dan sebagainya.
Jadi, puasa adalah sebuah hal yang sangat penting. Karena, betapa pentingnya ibadah puasa sehingga tidak bisa dibarengi dengan melakukan maksiat. Akan berakibat puasa nya berujung sia-sia, disebabkan oleh hawa nafsu & syahwat yang selalu diikuti. Sangat bertentangan dengan tujuan dari berpuasa yaitu untuk menahan syahwat & hawa nafsu.
Semoga bermanfaat.