Petani, Rajanya Komoditas Pangan
Komoditas pangan harus menjadi perhatian dan tanggung jawab serius bagi jajaran Pemerintah saat ini. Dengan tidak membuat kebijakan-kebijakan yang membuat harga komoditas pangan menjadi meroket.
Aku sebagai rakyat biasa, tentunya tidak begitu memahami detail perihal komoditas pagan yang berkembang dan berputar di Indonesia. Biarkan mereka, para ahli, bekerja untuk stabilisasi komoditas pangan untuk rakyat kita.
Stabilitas bahan pangan menjadi kekhawatiran bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Di satu sisi karena terdampak pandemi, di sisi lain karena menjadi kebutuhan pokok harian.
Dalam perkembangan komoditas pangan saat ini. Aku uraikan sedikit beberapa kondisi harga di pulau Sumatera, Riau. Menjelang tahun baru 2020, dinyatakan bahwa harga komoditas pangan beranjak naik. Hal ini disebabkan karena berkurangnnya pedagang di awal tahun 2020.
Dari laman m.goriau.com bertajuk, "Jelang Tahun Baru Harga Komoditas Pangan di Pekanbaru Beranjak Naik," GoRiau memantau sejumlah pasar di Cik Puan Pekanbaru, kondisi kegiatan di pasar masih berjalan seperti biasanya, komoditas pangan masih mencukup, dan belum ada indentifikasi bahan yang tergolong langka.
Tetapi, ada beberapa komoditas pangan mulai naik, menjelang tahun baru 2020 seperti cabai merah, cabai rawit dan bawang merah. Harga bawang merah dari Rp 18-20 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu ke atas per kg. Cabai rawit, 1 kg biasanya Rp 25 ribu, naik menjadi 32 ribu. Ini yang dikeluhkan sejumlah masyarakat di Riau saat itu.
Antara Riau melaporkan melalui riau.antaranews.com berjudul, "Harga Bahan pokok Pekanbaru Stabil Usai Natan dan Tahun Baru 2020," bahwa sejumlah ibu rumah tangga di Pekanbaru mengakui kebutuhan komoditas pangan seperti beras, gula, minyak goreng, telur, cabai, aneka sayuran, dan daging ayam potong masih relarif stabil. Terhitung usai natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Laporan dari pantauan Riau Pos, Senin (17/2) di Pasar Kodim, bahwa sejumlah bahan pokok seperti cabai rawit bukit mengalami kenaikan yang signifikan dengan harga Rp 46 ribu dari sebelumnya Rp 20-25 ribu per kilogramnya. Selain itu, cabai rawit Medan juga dijual seharga Rp 40 ribu per kg, serta cabai merah ikut mengalami kenaikan berkisar Rp 48 ribu per kg sampai Rp 52 ribu per kg.
Selain itu, telur ayam ras dari harga berkisar Rp 39 ribu per papannya, menjadi Rp 43 ribu per papan. Bawang putih, naik hingga 50 persen dari sebelumnya Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 50 ribu per kg. Dan juga beras anak daro ikut naik dari Rp 120 ribu per sepuluh kg, sekarang di harga Rp 135-140 ribu per sepuluh kg.
Sedangakan dari data yang aku dapat di laman hargapangan.id pada tanggal 29 April 2020, berlokasi di Pasar Tradisional Riau, bahwa harga mayoritas bahan pangan masih stabil hanya beberapa saja yang naik seperti bawang merang ukuran sedang, dan daging ayam ras segar.
Berbeda dengan di tempatku, Distributor Center (DC) ala pesantren, yang memasok segala kebutuhan bahan pangan dan beberapa keperluan bagi seluruh keluarga di pesantren, dikabarkan masih tergolong stabil.
Setelah aku berbincang-bincang dengan penanggung jawab DC, mengabarkan bahwa semua bahan pangan mayoritas masih di harga normal, hanya saja seperti sayur-sayuran naik, itu pun tidak begitu tinggi dari harga Rp 10 ribu per 10 kg menjadi kisaran Rp 16 ribu per 10 kg.
Momentum Ramadan ini, biasanya segala bentuk barang kebutuhan Ramadan dan hari raya menjadi melonjak. Akan tetapi, dari catatan-catatan di atas membuktikan bahwa bahan pangan di beberapa minggu terakhir masih sangat stabil. Diharapkan stabilisasi harga komoditas pangan akan berkepanjangan, apalagi di masa-masa sulit seperti ini.
Ada pepatah arab berkata, "Petani adalah penguasa negeri dan raja yang sesungguhnya." Pesanku untuk para pemerintah negeri ini, "Sejahterakanlah para petani. Karena mereka merupakan raja komoditas pangan di negara kita"