Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Guru

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tausiah Ramadan | Tukang Parkir Vs Lamborghini

17 Mei 2020   23:00 Diperbarui: 17 Mei 2020   23:09 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tausiah Ramadan | Tukang Parkir Vs Lamborghini
lamborghini.com

Dalam mengatasi situasi di tengah pandemi ini, seharusnya kita sebagai manusia harus tetap mensyukuri atas nikmat Allah yang telah diberikan. Seperti, nikmat Islam karena sampai detik ini kita masih bisa merasakan iman Islam.

Konsep bersyukur itu ada tiga; pertama, bersyukur dengan hati (al-Syukru bi al-Qolbi). Kedua, bersyukur dengan lisan (al-Syukru bi al-Lisan). Ketiga, kesyukuran dengan seluruh anggota badan (al-Syukru bi al-Jawarih). Pesan ini, selalu aku sampaikan di kelas kepada murid-murid ketika lima menit menjelang jam pelajaran berakhir.

Pernah ada yang bertanya. Bagaiaman cara sederhana untuk bersyukur? Cara paling jitu untuk mengembalikan rasa syukur dengan mencoba dua langkah ini. Pertama, pergilah ke sebuah rumah sakit. Kemudian bertanyalah kepada dokter atau suster terkait pasien-pasien yang sedang dirawat.

Tugasmu ketika di rumah sakit hanya menyimak penjelasan dokter/suster, jangan menyanggah. Boleh juga sesekali bertanya kepada pengunjung. Hanya bertanya, dan simak dengan baik. Ketika masih belum puas, berkelilinglah sekilas, melihat para pasien berbaring di atas tempat tidur.

Kedua, berkunjung ke tempat anak yatim. Bertanyalah kepada salah satu dari mereka. Bebas dengan pertanyaan apa saja. Tetapi, lebih tepat bertanya pada kisah keluarga si yatim. Jika mereka berkenan untuk bercerita, dengarkan. Aku yakin mau kok mereka bercerita. Simak baik-baik cerita itu, kemudian usap kepala anak yatim karena di sana ada penawar hati.

Ketika dua langkah ini dilakukan, segera pulang ke rumah. Jika kamu merasakan sesuatu dalam hatimu, berceritalah kepada keluarga di rumah. Bisa istri/suami, ibu/ayah, kakak/adik, dan sahabatmu bagi anak rantau. Kenapa harus bercerita? Karena hatimu, ada luapan rasa yang harus tertuang dengan segera.  

Keesokan harinya, mulailah menyadari bahwa hidupmu itu sudah sangat baik dari mereka. Tetapi ingat! Jangan sesekali menyombongkan diri di hadapan para yatim. Karena balasannya adalah kehancuran di hadapan Allah dan manusia.

Tukang Parkir

Hidup ini selalu akan berujung pada kematian. Apapun agamanya, status sosialnya, dan jabatannya. Dia tetap juga akan mati. Bahkan mengimani Tuhan atau sama sekali tidak mengimani-Nya ikut akan mati.

Mari kita renungi firman Allah tentang kematian:

"Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Jumu'ah: 8).

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An Nisa': 78).

"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad)." (QS. Al Anbiya': 34)

"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS. Ar Rahman: 26-27)

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran: 185).

Fakta-fakta tentang kematian seharus menyadarkan kita tentang sebuah arti kehidupan. Kaya -- mati, miskin -- mati, raja -- mati, rakyat biasa -- mati, dan semua akan mati.

Pernah suatu ketika, pergi ke salah satu Mall dengan tempat parkir yang begitu luas. Sampai pada setiap titik tempat terdapat petugas parkir. Setika itu, sesekali memperhatikan semua kendaraan lalu-lalang masuk dan keluar. Dari kendaraan berharga tinggi atau pun yang biasa, semua ada.

Semua kendaraan dijaga baik-baik oleh petugas parkir dengan kelembutan dan sapaannya. Sesekali berkata, "Bapak, parkir sebelah sana ya." Setiap kendaraan keluar dibales dengan senyuman. Tidak merasakan kesedihan, atau kehilangan.

Begitu kiranya, kita menyikapi semua kehidupan ini. Jangan sekali-kali merasa memiliki. Keluarga, harta, dan jabatan adalah titipan. Kita hanya diberi tanggung jawab untuk menjaganya sesuai dengan ketuntuan-ketentuan Allah. Karena siap atau tidak, titipan itu akan diambil.

Coba perhatikan tukang parkir, dia harus selalu siap ketika ada kendaraan yang harus diambil oleh sang pemilik, bahkan dia memberikan senyuman. Dia sadar bahwa semua kendaraan bukan miliknya, tugasnya hanyalah menjaga dengan baik.

Maka, bersiaplah jika yang dititipkan akan diambil tiba-tiba.   

Lamborghini

Mobil Lamborghini menjadi mobil termewah yang terkenal di dunia. Bahkan di Indonesia ada 3 model yang tersedia; Lamborghini Aventador (Rp 6,4 -- Rp 8,7 Milyar), Lamborgini Huracan (Rp 8,9 Milyar), dan Lamborghini Urus (Rp 8,5 Milyar). Dari ketiganya, model Urus paling popular.

Tausiah kali ini, apa kita akan membahas harga-harga Lamborghini? Tidak. di atas hanya sebatas gambaran untuk memasuki poin dari pembahasan. Karena kita tahu, bahwa harga mobil mewah Lamborghini memang tinggi. Jangan heran.

Tetapi, ada sebuah pernyataan menarik yang akan kita bahas. Ada suatu judgement bahwa agama tidak serta merta membawa kebaikan dan kenyamanan. Dengan landasan, karena masih banyak orang beragama melakukan kejahatan, koruptor, dan berzina.

Pernyataan seperti ini membuat orang beragama ingin berteriak. Tunggu sebentar. Coba kita kembali ke awal, Lamborghini. Kita mengetahui bahwa mobil mewah ini adalah mobil mahal dengan fasilitas interior design Hexagonal, otomatis sangat berbeda dengan mobil pada umumnya.

Ketika ada sebuah pernyataan bahwa orang beragama itu omong kosong lantaran melakukan perbuatan kejih. Mari kita analogikan agama ini, sebut saja Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin. Islam ibarat sebuah mobil mewah, mahal, dan interiornya kece.

Apabila ada yang menemukan orang beragama Islam melakukan perbuatan kejih. Ada sebagian orang menyalahkan Islam sebagai latar belakang agamanya. Kemudian kita harus menanggapi hal seperti ini dengan ilustrasi mobil Lalborghini tadi.

Ketika ada sebuah mobil mewah dan mahal menabrak sebuah trotoar di jalan. Siapa yang akan disalahkah? Otomatis pengendara yang akan disalahkan. Entah dia mengantuk atau ugal-ugalan di jalan.

Begitu juga orang beragama. Jika ada sebuah keselahan yang dibawa oleh penganut agama, tidak serta merta agama itu menjadi sasaran. Karena agama adalah jalan menuju Tuhan. Dan penganutnya sebagai pengendara.

Jika pengendara itu tidak mampu menguasai apa yang ia kendarai. Maka, jangan salahkan kendaraan yang dia bawa, karena lantaran memang pengendara itu tidak memahami tata cara mengendari yang baik. Apakah dalam kasus mobil mewah menabrak trotoar itu kesalahan mobil, bukan pengendara? Atau, apakah ketika ada penganut agama berbuat kesalahan lantas agama yang disalahkan? Tidak.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun