Bukber Bersama Teman Lama dalam Perspektif Perempuan Berkeluarga
Di sinilah keputusan akhir jadi atau tidaknya bukber bersama teman lama melalui izin seorang istri kepada suami. Entah turut memboyong suami dan anak-anak atau tidak, dalam komunikasi ini memuat pertimbangan-pertimbangan berbagai aspek seperti waktu, tempat, biaya, dan sebagainya.
Jika sebuah keluarga memiliki prinsip untuk tetap di rumah atau tidak turut serta dalam kegiatan bukber tersebut, maka inilah keputusan finalnya. Barangkali berbuka bersama keluarga di rumah adalah paling utama dan menjadi prioritas. Maka, hargai keputusan tersebut.
2. Menjaga adab-adab Islami dalam penyelenggaraannya.
Sebab, ada doa yang mustajab bagi orang berpuasa. Itu adalah doa menjelang waktu berbuka dan doa saat berbuka.
Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzhalimi," (HR. Tirmidzi).
Hal ini yang patut menjadi perhatian bahwa tak jarang di waktu mustajab tersebut kelengahan justru terjadi. Di antara kita asyik ngobrol, ketawa-ketiwi, swafoto, narsis-narsisan, tidak sesuai syariah, menjadikan hilangnya kesunahan puasa Ramadan itu sendiri. Hal-hal demikianlah yang patut dihindari.
3. Pemilihan tempat berbuka yang tepat.
Baik pertemuan secara personal maupun komunal dalam bukber, alangkah baiknya diadakan di tempat-tempat yang representatif. Dengan demikian waktu berbuka puasa, sholat maghrib, sholat isya', dan sholat tarawih terlaksana dengan terstruktur tepat waktu tanpa meninggalkannya.
Misalnya pemilihan tempat makan yang memiliki tempat sholat dan wudhu, serta adanya arahan untuk sholat Isya' dan Tarawih berjamaah agar kegiatan bukber tidak kehilangan berkah.
4. Mengingat kembali konsep berpuasa.
Bahwa berpuasa mengingatkan kita rasa syukur kepada Allah SWT atas rizki yang kita miliki. Masih banyak di luar sana orang-orang yang lebih membutuhkan walau hanya sekadar untuk makan. Banyak orang yang kurang mampu dan kaum dhuafa yang tidak bisa berbuka puasa lantaran tidak mampu membeli dan tidak ada yang peduli.