Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Lainnya

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Antisipasi Tubuh Kekurangan Kalium saat Berpuasa

19 Maret 2024   14:50 Diperbarui: 19 Maret 2024   14:56 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antisipasi Tubuh Kekurangan Kalium saat Berpuasa
Air kelapa muda sebagai salah satu minuman sumber kalium sekaligus isotonik alami (Sumber : Freepik)

2. Sayur-sayuran, meliputi brokoli, bayam, dan sawi pakcoy.

3. Umbi-umbian, meliputi kentang dan ubi.

4. Kacang-kacangan, meliputi kacang merah, kacang putih, kacang kapri, dan kacang kedelai.

5. Produk pangan hewani, meliputi ikan, susu, telur, dan yogurt.

6. Air kelapa muda; air kelapa yang dianjurkan adalah kelapa yang dagingnya masih halus (ingusan) baik jenis kelapa ijo maupun kelapa biasa. Air kelapa mengandung asam amino serta mineral yang sifatnya nano sehingga berkhasiat sebagai isotonik alami pengganti ion tubuh selama Ramadan.

7. Minuman Isotonik, yaitu minuman elektrolit yang umum ada di pasaran sebagai minuman penyuplai ion atau pengganti cairan tubuh yang hilang setiap harinya. Sebagian minuman isotonik mengandung gula yang dapat menjadi sumber energi tambahan. Namun, tidak dianjurkan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang diet. Apalagi yang mengandung pengawet, pemanis, dan pewarna.

***

Puasa secara lahiriah membatasi asupan makanan dan minuman sehingga kondisi ini akan berpengaruh terhadap adaptasi fisiologis tubuh selama berpuasa. Ketika berpuasa, tubuh akan berhenti menerima cairan dan makanan selama beberapa waktu.

Apabila kekurangan cairan elektrolit, otot bisa menjadi kram dan terasa nyeri. Kekurangan kalium bisa terjadi pada siapapun apabila tidak memperhatikan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan dalam tubuh.

Jika seseorang mengalami gejala kekurangan kalium sebaiknya segeralah memeriksakan kondisi ke dokter. Jika ditangani sedari awal dapat meminimalkan risiko komplikasi serius.

Oleh sebab itu, melalui tindakan antisipasi sejak dini sebagai upaya perhitungan hal-hal yang akan atau belum terjadi dalam tubuh dapat meminimalkan risiko gangguan kesehatan selama berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun