Kebiasaan Orang Tua Produktif di Bulan Ramadan
7. Zikir lebih sering dari biasanya.
Jika berzikir biasa kita lakukan setelah sholat, maka pada momentum bulan Ramadan ini (atau bahkan berlanjut pada bulan-bulan lainnya) sebaiknya semakin kita perbanyak misalnya berzikir di awal pagi dan sore hari.
Ustadz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya menyampaikan bahwa seorang muslim dianjurkan untuk bangun sebelum subuh (di waktu sahur) dan beristighfar (memohon ampunan kepada Allah) menjelang subuh. Berdoa kepada Allah agar diberikan kehidupan yang berkah, harta yang stabil, dan anak-anak yang sehat. Sebagaimana janji Allah dalam surah Nuh ayat 10-12, artinya : maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu."
Dalam surah ini pun memperkuat kedudukan istighfar yang memiliki keutamaan untuk membuka pintu rezeki seseorang.
8. Memperbanyak sedekah.
Di bulan yang penuh berkah ini amalan yang sangat dianjurkan adalah sedekah. Oleh sebab itu, orang tua dapat memaksimalkan sedekah dengan melalui berbagai cara seperti menyediakan makanan dan minuman untuk orang berbuka atau sahur, infak saat sholat tarawih di masjid, memberi bantuan keuangan kepada yang membutuhkan, dan sebagainya.
Sedekah yang diberikan pada bulan Ramadan akan mendapatkan pahala yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sedekah yang diberikan pada bulan-bulan lainnya. Karena di bulan Ramadan, pahala dari setiap amal baik dilipatgandakan oleh Allah SWT.
9. Tuma'ninah dalam sholat.
Al-Qur'an memberikan tempat utama kepada ibadah sholat. Sholat sebagai medium hubungan manusia dengan Allah SWT sebaiknya dilaksanakan dengan tepat waktu dan fokus.
Dikutip dari sebuah buku berjudul "Buat Apa Shalat?!" karya Haidar Bagir, definisi Thuma'ninah adalah ketenangan dalam melakukan semua bacaan dan gerakan sholat, sedemikian sehingga kesemuanya itu dapat dilakukan satu demi satu (one at a time), tidak terburu-buru, sambil memberi waktu cukup untuk pelaksanaan secara sempurna semua rukun sholat, agar kekhusyukan sholat dapat terpelihara.
Tuma'ninah bisa dilakukan melalui upaya konsentrasi yang lebih mendalam, pikiran tidak terpecah-pecah, serta perasaan memiliki kendali penuh (dalam melaksanakan sholat).