Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Lainnya

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Takjil War, Perang Baju Lebaran, dan Sikap Umat Islam

31 Maret 2024   15:57 Diperbarui: 31 Maret 2024   16:00 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takjil War, Perang Baju Lebaran, dan Sikap Umat Islam
Suasana masyarakat berburu takjil di bulan Ramadan (Sumber : UMS Surakarta via rri.co.id)

Begitu menjamurnya aksi pembuatan konten "peperangan" ini selama Ramadan. Para pembuat konten sengaja membagikan konten inspiratifnya tersebut melalui gambar, tulisan hingga video viral.

Hal demikian menyadarkan kita betapa fenomena takjil war dan perang baju lebaran mampu menggeser "sikap kaku" pada bangsa yang majemuk ini. Melalui kreativitas yang dibumbui kelucuan, para pembuat konten mengingatkan pentingnya toleransi antarumat beragama dengan tindakan yang tanpa menyinggung perasaan pemeluk agama lain.

Sikap saling tolong-menolong, saling menghormati dan menghargai, tercermin dalam kegiatan fenomenal ini.

Lalu, dimana letak toleransinya?

Akan bernilai kebaikan karena memberikan manfaat yang dapat mengukuhkan hubungan kemanusiaan asal tidak keluar pada koridor keagamaan.

Sebaliknya, akan menimbulkan mudharat apabila memicu sebuah tindakan negatif. Misalnya memborong atau membeli takjil pada pukul 3 sore dan dinikmati bersama teman-teman di ruang atau tempat terbuka sebelum waktu berbuka.

Contoh lainnya, mereka membeli baju lebaran sebagai ajang pamer atau bentuk tren di media sosial. Sungguh tidak ada manfaatnya, sehingga hal demikian dapat menimbulkan suasana tidak menyenangkan serta memicu timbulnya kesalahpahaman.

Mengingat definisi toleransi antarumat beragama adalah bentuk pengamalan nilai Pancasila pertama dengan tujuan untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dan percaya akan Tuhan Yang Maha Esa.

Feedback Umat Muslim

Islam adalah agama yang sangat terbuka menyangkut kebaikan dari mana pun sumbernya. Sejak awal masa Islam, hal tersebut terlihat, sekian banyak adat istiadat jahiliah yang diterima baik oleh Islam salah satunya yaitu kedermawanan.

Umat Islam akan selalu menghargai keberagaman, selagi umat non muslim tersebut tidak mengganggu keharmonisan, mengajak kemaksiatan, dan negatif lainnya. Hidup rukun berdampingan dalam keragaman, tetap mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun