Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Lainnya

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Takjil War, Perang Baju Lebaran, dan Sikap Umat Islam

31 Maret 2024   15:57 Diperbarui: 31 Maret 2024   16:00 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takjil War, Perang Baju Lebaran, dan Sikap Umat Islam
Suasana masyarakat berburu takjil di bulan Ramadan (Sumber : UMS Surakarta via rri.co.id)

Namun, yang patut menjadi perhatian, umpan balik yang kita berikan sebagai umat muslim tidak asal meniru "mentah-mentah" apa yang non muslim lakukan. Semua ada ketentuannya sesuai dengan syariat Islam.

Pertama, larangan menirukan non muslim yang berkaitan dengan agama atau akidah dan simbol-simbol keagamaan. Contohnya simbol dalam agama Islam seperti Al-Qur'an, Ka'bah, masjid, tulisan Allah dan Muhammad, Bendera Islam, pakaian (menutup aurat), kaligrafi, dan lain sebagainya.

Sedangkan, simbol agama kristen misalnya salib, Altar, Madonna dan anak (Maria dan bayi Yesus), pohon natal, sinterklas, dan sebagainya.

Adapun Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 14 Rabi'ul Awwal 1437 H 14 Desember 2016 M tentang hukum menggunakan Atribut Keagamaan Non Muslim. Salah satu Fatwa yang keluar, adalah larangan menggunakan atribut-atribut Natal.

Sejalan dengan isi Fatwa tersebut juga disampaikan bahwa umat Islam agar tetap menjaga kerukunan antar umat beragama tanpa menodai ajaran agama.

Jadi, saat umat non muslim memborong semua takjil dan baju lebaran, umat Islam juga dapat melakukan kebaikan "sepadan" yang berhubungan dengan sikap toleransi sesuai dengan syariat Islam.

Kedua, diperbolehkan yang berkaitan dengan budaya, adat istiadat atau tradisi, seni, dan sebagainya. Selama substansinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Contoh, Walisongo menggunakan media wayang dalam berdakwah, tidak lantas menyertakan kata-kata "pemujaan", melainkan diganti dengan doa-doa sesuai ajaran agama Islam.

***

Berbagai jalan bisa dilakukan untuk berbuat baik terhadap sesama yang berbeda agama. Dengan tetap menjunjung tinggi kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan.

Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk bersikap tenggang rasa atau toleransi yang tinggi. Akan tetapi, toleransi pun ada batasan dan ketentuannya. Mempertahankan identitas umat Islam yang adaptif terhadap umat lain dan tetap menjaga prinsip dalam segala sikapnya dengan syariat Islam.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun