Saya Sukino tinggal di Jogja. Sejak usia sekolah saya hobi baca dan nulis. Berulang kali hasil tulisan saya tampil di koran local Jogja. Topik favorit selama ini, saya suka parenting dan motivasi.
Lir Ilir, Tembang Jawa yang Bernuansa Religi
Tak sengguh panganten anyar (Bagaikan pengantin baru)
Istilah ini bermakna layaknya awal kehidupan rumah tangga. Ada dua pribadi yang menyatu membentuk budaya keluarga baru.
Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi (Anak gembala anak gembala Panjatlah pohon belimbing itu)
Panggilan bocah angon memiliki makna penjaga atau pemelihara binatang ternak yaitu pemimpin atau seorang yang bisa mengayomi. Seorang pemimpin harus lebih pandai dari yang dipimpinya. Sedangkan penekno blimbing kuwi bermakna kegigihan dan usaha untuk mencari rezeki, namun harus diimbangi dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira (Walau licin panjatilah untuk membasuh pakaianmu)
Meskipun seberat apapun harus dilakukan daglam rangka membersihkan diri dengan memakai air untuk mencuci pakaianmu.
Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir (Pakaianmu pakaianmu terkoyak robek di bagian pinggir)
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore (Jahitilah, benahilah untuk menghadap nanti sore)
Kalimat ini menyampaikan akan ada kemerosotan akhlak pada lirik kumitir bedhah ing pinggir. Dengan komdisi demikian ini manusia harus mengembalikan kesucian akhlak yaitu lirik dondomono, jlumatono.