Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Freelancer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Hari Kebangkitan Nasional dan Yaumul Ba'ats

20 Mei 2020   02:22 Diperbarui: 20 Mei 2020   02:51 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Kebangkitan Nasional dan Yaumul Ba'ats
Dok. Pribadi

Hari Kebangkitan Nasional mirip dengan konsep kebangkitan dalam keislaman yang dikenal dengan paradigma hari berbangkit (yaumul ba'ats). Hari di mana semua makhluk yang bernyawa dan berakal akan dibangkitkan setelah mengalami kematian untuk dimintai pertanggungjawabannya selama hidup di dunia.

Seperti halnya konsep awal Hari Kebangkitan Nasional yang lahir ratusan tahun yang lalu di Indonesia, seolah bangkit dari keterpurukan, bangkit dari ketidaksadaran, bangkit untuk maju, dan bangkit untuk mempertanggungjawabkan kesadaran berbangsa.

Momen berbangkit dari kesadaran berbangsa tersebut diperingati tiap tanggal 20 Meiebagai Hari Kebangkitan Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959. 

Tanggal yang tercatat dengan indahnya atas penghormatan dan penghargaan berdirinya organisasi Boedi Oetomo yang telah bangkit dan sadar untuk bersatu dalam kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan dan bangsa.

Peringatan Hari Kebangkirtan Nasioanal yang bertepatan dengan berlangsungnya ibadah Puasa Ramadan ini diharapkan mampu kembali membangkitkan semangat dan kesadaran dalam keragaman permasalahan bangsa, mulai dari pandemi, Covid-19 hingga permasalahan krusial lainnya. 

Begitupun hikmah Yaumul Ba'ats atau hari berbangkit menjadikan bangsa ini untuk terus bertanggungjawab atas segala usaha dan perjuangannya. 

Bangsa yang mampu dan bangkit kembali  untuk mengingatkan dan menyadarkan kesadaran bersama dan persatuan bangsa dalam kegotongroyongan tinggi untuk membendung dan mengatasi permasalahan yang paling krusial saat ini yaitu pandemi Covid-19 beserta efek-efeknya.

Sebagai warga negara yang bertanggungjawab, bangkit dan dukunglah dengan kemauan keras, kerja keras, kepedulian, kerjasama yang kokoh untuk membentuk kembali hikmah-hikmah Hari Kebangkitan Nasioanal. 

Begitupun pemerintah, harus tetap bangkit dan bersemangat kembali dengan sistematika profesional yang sinergis guna membangun kepercayaan kepada masyarakat dalam menanggulangi wabah pandemi ini.

Semua elemen Bangsa harus bangkit dan tetap sadar bahwa pandemi Covid-19 telah hampir menghentikan semua lini ekonomi dan kehidupan masyarakat. Pemerintah daerah dan pusat harus tetap bangkit dan sadar serta solid dalam merespon pandemi ini. 

Ramadan, Hari Kebangkitan Nasional dan Covid-19 adalah arena juang kebangkitan nasional kekinian. Tetap semangat untuk memantik kembali semangat Kebangkitan Nasional Indonesia ketika pada paruh pertama abad ke-20, di mana rakyat Indonesia mulai menumbuhkan rasa kesadaran nasional sebagai bangsa dan negara yang ditandai dengan peristiwa berdirinya Boedi Oetomo  pada 20 Mei 1908.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun